Sudah tiga tahun ini aku, dani (20) menjalin kasih dengan seorang perempuan cantik, tinggi, putih, proporsional yang sudah aku dapatkan hatinya semenjak kami duduk dibangku SMA. Dia adalah Ratna ayu (19), gadis yang sudah aku luluhkan hatinya untuk mengisi ruang hatiku. Sudah tiga tahun ini kami jalani semuanya suka maupun duka, orang tua ratna pun sudah mengenalku dengan baik. Tiga tahun ini aku menjalaninya dengan bersama-sama tanpa ada yang terlwatkan. Tapi aku masih merasakan ada yang kurang, aku ingin hubungan ini melangkah ke langkah berikutnya, seperti yang dilakukan orang-orang lain saat berpacaran. “sayang, jalan yuk..” ajakku, “jalan kemana yang?” Tanya ratna, “kemana aja nyari angin..” jawabku, “yaudah yuk kita jalan”. Lalu kami pun jalan-jalan kesebuah taman dan duduk disebuah kursi di dekat danau sambil memandangi pemandangan sekitar. Aku rangkul ratna, “sayaanng banget sama kamu” kataku sambil merangkulnya, “aku juga sayang sama kamu..hhhmmmm..” jawabnya sambil menyandarkan kepalanya di bahuku dan tangannya melingkari pinggangku. “sayang, aku mau nanya deh” sahutku, “apa sayang?” jawabnya, “kamu ngerasa ada yang kurang gak sih dalam hubungan kita?” sahutku, “hhhmmm..nggak ada kok yang..emang kenapa?” jawab ratna, “gak apa apa sih..aku ngerasa ada yang kurang aja..” jawabku, “emang apa sih yang kurang? Oohhh jangan-jangan kamu mau kita..” piker ratna dan aku pun hanya bisa diam saja. “aku gak mau..aku gak setuju kalo kita ngelakuin free sex..” jawab ratna, “bukan ML kok sayang” jawabku, “terus apa?” jawabnya, “kamu tau bondage?” tanyaku, “bondage? Apa itu? Baru denger sekarang juga aku..” jawabnya. Lalu aku pun memberikan sebuah video bondage di hapeku, “kayak gini yang..” kataku sambil menunjukan foto dan video tentang bondage. “diiket-iket gitu? Emang apa enaknya?” tanyanya heran, “ya nanti juga kamu tau rasanya..hehehe..” jawabku, “mmhhhhh..” ratna pun terus memandangi foto dan video dari hapeku. “mau ya sayang?” tanyaku, “tapi jangan macem-macem..” jawabnya, “iya janji gak akan macem-macem..” jawabku, “yaudah nanti aku kabarin lagi kalo mau..” jawab ratna, dan aku pun berfikir sejenak. “krriinngg krriinnggg..” hape ratna berdering lalu ia pun berbicara. “sayang, kita pulang yuk..mama sama papa mau pergi ke rumah nenek 2 hari ini..katanya ada urusan” sahut ratna, “yaudah yuk kita pulang..” ajakku, lalu kami pun pulang.
Sesampainya dirumah, ortu ratna sudah bersiap-siap berangkat dan merekapun menitipkan ratna padaku. Setelah ortu ratna berangkat kerumah neneknya, aku pun hanya berduaan saja dengan ratna. “kamu berani kalo sendirian dirumah?” tanyaku, “emang kamu mau kemana?” Tanya ratna, “ya pulanglah..” jawabku, “iihh kok tega sih ninggalin aku sendirian? Katanya mau nyoba bondage?” jawabnya, “emang kamu mau main begituan?” tanyaku, “kalo kamu gak macem-macem, aku mau..” jawab ratna, “aku gak akan macem-macem kok..hehehe..” kataku sambil memeluknya dan cium keningnya, ratna pun tersenyum. “siapin alat-alatnya yang..” sahutku, “apa aja emangnya?” tanyanya, “tali, saputangan, sama lakban aja” jawabku, “oke deh..kita main dikamar aja yuk yang” jawabnya, “ayo deh boleh” jawabku, “yaudah kamu duluan aja kekamar, aku mau ngambilin alat-alatnya dulu..” sahut ratna. lalu ratna pun pergi mengambil peralatannya. “ini yang alat-alatnya..” jawabnya. Lalu aku ambil tali dan aku mulai ikat pergelangan tangan ratna kebelakang, lalu aku ikat juga lengan dan bagian atas dan bawah payudaranya. “aadduuhhh yaanngg jangan kenceng-kenceng donk..sakit tau..” erangnya, “tahan donk sayang..ini jg gak kenceng kok..” jawabku. Lalu aku ikat pergelangan kaki, lutut, paha dan jempol kakinya, “iiihhhh kok diiketnya semua sih? Gak bisa gerak yaanngg..” erang ratna sambil meronta-ronta. Aku gumpalkan saputangan yang ratna ambil, lalu aku sumpalkan ke mulutnya, lalu aku aku lakban mulut ratna 3x kemudian aku ambil lagi saputangan dan aku lipat persegi panjang dan aku pasangkan menutupi hidung dan mulutnya sampai dagu. “mmmpphhhh mmmppphhhh..” erang ratna dalam sumpalan, “nah sekarang proses akhir..hehehe..” aku telungkupkan ratna dikasur, lalu aku ikat tali dipergelangan kaki ratna, lalu aku satukan dengan ikatan di pergelangan tangan ratna sampai kaki dan tangan ratna bersentuhan. “mmmppphhhh mmmppphhhh..” erang ratna karena diikat hogtied. “mmmmppphhh mmmmpppphhhh mmmmmpphhhh..” erang ratna, “ayo sayang coba lepasin iketannya..hehehehe” ledekku, “eeemmmpphhh mmmpphhh..” erang ratna mencoba melepaskan dirinya dari ikatanku. “kamu meronta-ronta dulu ya, aku mau bikin kopi dulu..” kataku sambil mencium bibirnya yang aku sumpal berlapis. “eemmmppphh mmppphhh..” erang ratna. Lalu aku pun pergi ke dapur bikin kopi dan jus untuk ratna, sementara itu ratna terus meronta berusaha melepaskan ikatan ditubuhnya. “hai sayang gimana ikatannya? Hehehehe..” ledekku sambil masuk kamar dan membawa minuman, “eeeeemmmpppphhhhh..” erang ratna yang sudah lemas karena lelah berusaha melepaskan ikatan ditubuhnya, lalu aku lepas sapu tangan dan lakban yang menutup mulutnya, “fffuuuaahhhh..iihhh sayang, kok aku diiket gini sih? Lepasiinn doonnkk yaanngg, pegel nihh..” rengeknya, “nanti donk sayang, kalo mau lepasnya sekarang, ya lepasin sendiri donk..hehehehe” jawabku sambil membantunya duduk diranjang, “iihhh kok gitu sih, kamu udah gak sayang lagi ya sama aku? Eerrrgghhh..” sahut ratna, “ya sayang lah..kok gitu sih ngomongnya?” jawabku, “ya habisnya kamu gak mau lepasin aku..” jawabnya, “aku sayang kok sama kamu..mmuuuaahhhh..” jawabku sambil mencium bibirnya dan ratna pun membalasnya. “yaudah nih minum dulu..” kataku sambil memberikan minum pakai sedotan, “udah yang..sayaaang lepasin dulu donk, kaki aku keram nih..” sahut ratna, lalu aku lepas ikatan hogtied dan ikatan di kaki ratna. “nnggghhhhh legaa..” sahutnya, lalu aku pijit-pijit kaki ratna agar peredaran darahnya kembali mengalir. “habis ini kita lanjut lagi ya? Hehehe” sahutku, “lagi sayang? Adduuhh aku masih capek nih..” jawabnya, “ya kamu istirahat dulu sayang..mmuuaahhh..” aku cium bibirnya, “uuummmhhh..iya..” jawab ratna. Aku terus pijit-pijit kakinya sampai merasa pegalnya hilang. “udah sayang, udah enakan” sahutnya, “oke deh..kita lanjut lagi ya..” kataku sambil ambil tali dan ikat pergelangan kaki, lutut dan pahanya lagi. Lalu tali yang di lutut aku ikat lagi dengan tali pendek dan aku ikatkan lagi ke tali yang ada di atas dan bawah payudaranya, jadilah ratna aku ikat terduduk diranjang dengan dengan lutut yang menyentuh payudaranya, “ayo sayang buka mulutnya lagi..aku mau sumpal kamu lagi..hehehe..” sahutku, lalu ratna pun menurut dan membuka mulutnya. Lalu aku aku sumpal mulut ratna dengan saputangan yang baru, “mmmmpppphhhh..” lalu aku tutup mulutnya dengan saputangan yang lainnya, “mmmmpphh mmmpphhhh..” erang ratna, dan ratna pun mulai meronta-ronta mencoba melepaskan ikatannya. Aku rangkul tubuh ratna sambil menonton tv dan ratna pun terus berusaha melepaskan ikatan ditubuhnya. “mmppphhh mmmppphhh mmmppphhh..” ratna pun sibuk berusaha melepaskan ikatanh ditubuhnya. “mmmmppphhh mmmppphhh mmmppphhhh..” leguh ratna karena kesal tidak bisa melepaskan ikatannya. “kamu kenapa sayang? Kaya marah-marah gitu? Hehehehe..” tanyaku, “mmmppphhhhh mmmppphhhh..” jawab ratna dengan mengerang, “kamu ngomong apa sih sayang? Yang jelas donk ngomongnya..hehehe” ledekku, “mmmppphhhh mmmppppphhh..” erang ratna sambil menunjukan mulutnya yang tersumpal, “apa sayang? Yang jelas donk..” jawabku usil, “mmmmmmppphhhh..” ratna pun mengambek dengan membuang muka, “hehehehe..jangan ngambek donk sayang..bercanda doank..” jawabku sambil melepaskan sumpalannya. “ffuuaahhh..kamu ini masih sempet aja usilin aku..hhuuuuuhhhh..” ratna pun cemberut ngambek, “hehehehe..jangan cemberut gitu donk sayang..” kataku sambil memeluk tubuhnya. “aadduuhhh sayaangg saakkitt badanku..” jawabnya karena ikatan ditubuhnya makin erat karena aku peluk tubuhnya, “eh maaf ya sayang..hehehe..” jawabku sambil aku kecup keningnya. “sayaang lepasin donk..tangan aku keram nih..” sahutnya, lalu aku lepas ikatan di pergelangan tangan dan lengannya. “sini aku pijitin lagi..” kataku, lalu aku pijit-pijit tangan dan lengan ratna lalu aku ikat lagi pergelangan tangannya kedepan lalu aku ikat lagi menyatu dengan pergelangan kakinya, “lho sayang, kenapa diiket lagi? Iiiiggghhhhh..” protesnya, “hehehe..gak apa-apa sayang, kan diiketnya kedepan” jawabku, “kalo kamu bisa lepasin semua ikatannya, aku kasih hadiah deh..hehehe..” tambahku, “bener ya? Oke aku coba..eegghhhh iiiggghhhhh..” erang ratna mencoba melepaskan ikatan dipergelangan tangannya. “aahh udah longgar nih..siapin hadiahnya ya..” sahutnya, “iya lepasin dulu aja ikatannya..hehehehe..” jawabku, lalu ratna pun terus mencoba membuka ikatan di pergelangan kakinya. “yeeehh udah lepas dari kaki..sedikit lagi..eeggghhh eegghhhh..” sahut ratna sambil mencoba melepaskan ikatan di pergelangan tangannya, “yyeee berhasil..tinggal lepas semua deh ikatannya” lalu ratna pun melepaskan tali yang menyatukan lutut dan dadanya, lalu ia lepas semua ikatan yang ada di paha, lutut, dan pergelangan kakinya. “yeee berhasil..hayooo mana hadiahnya?” tagih ratna, “iyaa nanti kita ke mall beli yang kamu mau..” jawabku, “beneran? Makasih ya sayang..” jawab ratna sambil memelukku.
Setelah permainan itu, kami pun pergi ke mall untuk membeli hadiah untuk ratna. Dan semenjak hari itu, ratna pun menjadi terbiasa dengan bondage. Malahan, tak jarang ratna sendiri yang minta untuk diikat.
TAMAT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar