Senin, 24 Februari 2014

Penculikan Gadis Berjilbab

sore hari aku  dani (24) sedang duduk santai diteras, duduk sambil ngopi dan melihat keadaan sekitar memang mantap dilakukan, aku lihat orang-orang wara-wiri berjalan didepan rumahku. Tapi pandanganku tertuju saat lewatnya seorang gadis berjilbab. Wajahnya begitu damai kulihat, bersih bercahaya, dan aku menyukainya. Namanya ayu septia (22) tapi aku panggil dia septi. seorang mahasiswi tingkat akhir dan juga tetanggaku. Ayu tinggal sendirian karena ia merantau Aku selalu membayangkan  bisa bersama dan menikmati tubuhnya yang sudah pasti masih suci dari sentuhan lelaki. Saat aku beli sesuatu diwarung, ayu pun berbelanja di warung yang sama, “beli roti bu, sama mesis dan menteganya sekalian..” katanya, kata-katanya begitu lembut dan santun, tak sadar mataku terus tertuju padanya. “mas dani kenapa? Kok ngeliatnya begitu?” Tanya septi heran, “ah nggak kok..lagi ngeliat itu aja bungkus kopi..hehehe..” jawabku dan septi pun hanya bisa tertawa mendengar jawabanku. “septi, malam minggu nanti ada acara gak?” tanyaku, “emang kenapa mas?” jawabnya, “kita jalan yuk..nonton bioskop..” jawabku, “maaf mas bukannya septi gak mau, tapi septi pasti gak diijinin sama ibu dan bapak..maaf ya mas..” jawab septi, “ooo yaudah deh gak apa-apa..” jawabku sedikit kecewa, “aku duluan ya mas..” sahutnya, dan septi pun pergi pulang.
Dirumah aku pun masih memikirkan hal tadi, “seandainya aku bisa miliki septi..” batinku berkata. Lalu aku pun nonton film, dan di film tersebut ada sebuah adegan penculikan, dimana si perempuan diikat dan digarap sampai diperkosa. Sempat muncul pikiran itu untuk melakukannya terhadap septi, tapi aku masih ragu untuk melakukannya. Setelah memikirkan caranya, akhirnya aku pun mantap untuk melakukannya terhadap septi. Aku perhatikan setiap hari jam pulang septi dari kampus, dan setelah seminggu mengintai, akhirnya aku tau jadwal kuliah septi yang membuatnya pulang hampir larut.
Malam itu sekitar pukul 10 malam, septi pun lewat depan rumahku. Aku pun bersiap dengan sapu tangan yang sudah aku lumuri dengan chloroform dan aku pun bersembunyi dibalik pagar. Dan ketika septi melewatiku, langsung aku aku bekap mulut septi dengan saputangan bius yang aku siapkan tadi, “mmmppphhh mmmppphhhhh..” septi pun meronta sambil mencoba melepaskan tanganku yang membekap mulutnya. “mmmpphhh mmpphhhh mmpphhh..” septi pun meronta dan lama kelamaan rontaannya pun melemas dan akhirnya septi pun pingsan. Setelah septi pingsan, aku bopong tubuhnya ke rumahku dan aku baringkan di kamarku. Lalu aku ambil tali dan aku ikat pergelangan tangan septi menyiku, lalu aku ikat juga bagian payudara dan lengannya. Lalu sebagai tindak pencagahan saat ia tersadar, aku pakai topeng untuk menyamarkan wajahku agar tidak dikenalinya. Lalu aku ikat pergelangan kaki, betis dan lututnya. Lalu aku gumpalkan saputangan dan aku sumpalkan kemulutnya lalu aku tutup mulutnya dengan sapu tangan lainnya yang aku lipat persegi panjang dan menutupi mulutnya lalu aku tutup lagi mulut dan hidungnya dengan jilbab yang dipakainya. “mmmpppphhh mmmppphhhh..” septi pun tersadar. Aku elus-elus payudaranya, “mmmpphhh mmmppphhh..” septi pun meronta panik  karena tubuhnya sedang digerayangi olehku, septi pun hanya bisa meronta karena tubuhnya aku ikat dan teriak pun sudah tidak bisa karena mulutnya sudah penuh dengan sumpalan. “mmmppppphhhh mmmppphhh mmmppphhhh..” erang septi panic. “hhhmmmm..kamu tenang aja ya..kamu bakal aku kasih kenikmatan yang berbeda buat kamu..hehehehe..” kataku sambil berbisik ditelinganya dan aku cium pipinya, “mmmmmppppphhhh mmmmpppphhhhh..” septi pun menangis mendengarnya. Aku terus elus-elus payudaranya sambil aku jilat-jilat leher septi, “mmmmppphhhh mmppphhh mmmppphhhh..” erang septi. Aku jilat-jilat dan isep-isep leher dan telinga septi agar ia terangsang, “mmmpphhh mmpphhh mmpphhh..” erangnya. “kamu nikmatin ya..hehehe..” lalu aku buka kancing bajunya dari atas kebawah, lalu aku singkap bra septi keatas lalu aku jilat-jilat putting dan payudara septi, “mmmmmmppphhhhh mmmmppphhhh..” erang septi terkejut saat bibirku mulai mencium dan menjilati payudaranya. Aku tutup mata septi agar ia bisa merasakan kenikmatan rangsanganku. Lalu aku buka kancing celana septi, lalu aku plorotin celana dan CD septi, aku elus-elus vagina septi sambil aku jilat-jilat payudaranya, “eemmmhhhh mmmmppphhhh..” erang septi. Terasa payudaranya mulai mengeras karena rangsanganku, aku teruskan menggarap tubuhnya. “eeemmmppphhh mmmppphhh..” erangan septi berubah menjadi desahan kenikmatan, aku isep-isep putting payudaranya sambil aku elus-elus terus vaginanya. septi pun hanya bisa meronta menggeliat karena kegelian didaerah vitalnya sambil memejamkan matanya. “mmmppphhhh mmmpppphhh..” erang septi. Aku percepat elusan divaginanya sambil aku isep-isep terus payudaranya yang semakin mengeras, “mmmmmpphhh mmmpphhh mmmmpppphhhhh..” tanganku pun tiba-tiba terasa hangat dan seketika tubuh septi pun mengejang. Septi pun orgasme, dan septi pun hanya bisa merintih karena lemas. “mmmmpphh mmpphh mmmpphhh..” erang septi lemas, “enak kan rasanya sayang? Hehehehe..” ledekku, septi pun marah dan langsung memelototiku sambil meronta-ronta dan berteriak dibalik sumpalannya,  “mmmpppphhhh mmmmppphhhh mmmppphhhhh!!” protes septi dari balik sumpalannya, “kenapa? Kurang ya? Oke deh aku tambahin lagi..hehehehe..” lalu aku mulai elus-elus lagi vaginanya dan mulai aku jilati vaginanya yang basah karena orgasme, “mmmmpphhh mmmmppphhhhh!!” jerit septi karena menolak perlakuanku. “mmmmmppphhhh mmmppphhhh!!” protesnya tidak aku gubris, aku pun melanjutkan menjilati vaginanya dari sisa-sisa spermanya. Aku jilati vagina dan selangkangannya yang membuatnya menggelinjang kegelian dan semakin keras meronta. “mmpphhh mmmppphh mmpphhh..” erangan septi yang diikuti dengan tangisannya. Aku terus jilati dan isepin vaginanya biar bersih. Aku terus isep-isep vaginanya sambil elus-elus paha dan selangkangannya. “mmmpphhh mmppphhh..” erang septi sambil meronta dan menggelengkan kepalanya menolak perlakuanku. Aku remas-remas lagi payudaranya sambil terus aku jilat dn isep-isep vaginanya. aku tarik-tarik dan pilin-pilin putting payudranya yang masih merah dan tidak pernah tersentuh cowok. Aku mainin terus putingnya sambil aku jilat-jilat vaginanya. septi pun meronta semakin menjadi karena rangsanganku, “mmmpphhh mmmpphh mmpphhh..” septi pun mengerang saat aku pilin-pilin putting dan jilat-jilat vaginanya. aku isep-isep vaginanya dengan keras dan septi pun menggelinjang. “mmmmpppphhhh mmmmppppphhhh mmmppppphhhhh..” erang septi sambil meronta dan geleng-geleng kepalanya. Payudara septi pun kembali menegang tanda ia ingin orgasme lagi, “mmmmmpppphhhh mmmpphhhh mmmmppphhhhhh..” dan tak lama kemudian septi pun orgasme untuk yang kedua kalinya. Aku elus-elus rambutnya dan aku cium keningnya. “mmmppphhh mmmpphhh..” erang septi lemas karena 2 kali dibuat orgasme olehku. Lalu aku ambil air hangat di baskom dan handuk kecil. Lalu aku bersihkan vagina septi dengan handuk kecil yang aku rendam dengan air hangat. Setelah bersih, aku pakaikan lagi CD dan celananya, lalu aku betulkan lagi bra dan aku kancingkan lagi dan aku rapikan bajunya. Lalu aku lepas sumpalan di mulutnya, karena merasa terlalu lemas, septi pun tidak berteriak saat aku lepas sumpalannya. Aku pakaikan lagi jilbabnya lalu aku cium keningnya. Ku lihat jam sudah menunjukn jam 2 malam. “kamu siapa? lepassiinn akuu..akku mau puulaaanngg..” rengeknya, “iya kamu pasti aku lepasin kok, tapi gak sekarang soalnya masih malam..” jawabku, “gak mau aku mau pulang sekarang aja..lepaassiinn akuu..eeegghhhh..” jawab septi sambil meronta mencoba melepaskan ikatan ditubuhnya. Lalu aku ambil sapu tangan dan aku lumuri lagi dengan chloroform. “udah kamu tidur dulu aja disini..” kataku sambil membekap mulut dan hidungnya, “mmppphhhh mmpphhh mmpphhh..” erang septi, karena tidak adanya perlawanan dari septi dan ditambah kondisinya yang sudah lemas, akhirnya tak lama kemudian septi pun pingsan. Aku lepas ikatan di tangan, lengan dan payudaranya, lalu aku lepas juga ikatan di kakinya. Aku biarkan dulu septi tidur, dan sekitar jam 4 pagi, aku bopong tubuhnya dan aku antar pulang kerumahnya. Aku dudukan ia dikursi di teras rumahnya, lalu aku pun pulang.
Pagi harinya, rumah septi pun heboh karena ia tidak pulang semalaman dan tidur diluar. Mudah-mudahan saja ia tidak menceritakan kejadian semalam, tapi kalaupun ia cerita ia gak tau siapa pelakunya.

TAMAT

1 komentar: