Senin, 24 Februari 2014

Penculikan Mahasiswi Cantik oleh Pengagum Rahasianya

Namaku dani (22) aku kuliah disalah satu perguruan tinggi negeri dibandung. Selama kuliah di perguruan tinggi itu, dari awal masuk kuliah aku terpesona oleh seorang gadis di kampusku, namanya rika (21) pertama kali aku bertemu dia saat kami satu kelompok ospek dengannya. Orangnya cantik, putih, tinggi, sexy, baik, murah senyum juga. Hal itulah yang membuatku sangat mengaguminya. Aku dan rika tidak terlalu dekat, malah tidak pernah berbincang secara langsung. Mungkin karena aku sendiri adalah seorang yang kuper a.k.a kurang pergaulan. Rasa kagumku aku sampaikan padanya hanya dari surat yang aku berikan secara diam-diam dimobil atau loker rika. Rika pun kebingungan saat ia menerima surat dariku sebagai pengagum rahasianya, tetapi karena rika sering menerima surat tanpa nama pengirim, hal itu membuatnya takut dan menyangka dirinya sedang diteror. Suatu hari, aku menaruh suratku di wiper mobilnya. Memang lagi sial, rika pun melihatnya dan langsung melabrakku. “ooohh jadi kamu yang selama ini terror aku!” labrak rika, “bbuu..bbukan..bukan itu..” sahutku panic, “apa bukan-bukan..pllaaakkkk..” tamparan rika pun mendarat dipipiku, “jangan pernah ganggu aku lagi!!” tegas rika dan ia pun masuk kemobilnya. Karena kejadian itu diparkiran, maka banyaklah orang yang melihat hal itu.
Keesokan harinya dikampus, kejadian kemarin pun menjadi perbincangan yang hangat. Semua orang terutama mahasiswi jadi memandangku sebagai peneror, bahkan ada yang menganggapku gila. Sepanjang hari aku memikirkannya sampai-sampai tidak masuk kuliah beberapa hari. “aku gak akan biarin ini terus menerus..aku balas kamu!” sumpahku, aku pun merencanakan pembalasan untuk rika yang sudah membuatku begini. Aku ikutin rika sepulang kuliah dengan mobilku, dan ketika ia tiba didepan kostannya dan keadaan sekitar sepi, langsunglah aku keluar mobil dan mendekatinya yang sedang membuka gerbang kostnya. “ngapain kamu kesini?” Tanya rika heran dan rasa kesal masih menampak di raut muka nya. Langsung aku todongkan pisau ke lehernya, “diam kamu..ayo ikut aku..” kataku, rika pun menurutinya dan aku bawa rika ke mobilku. “apa-apaan sih kamu..mau apa kamu!”  bentak rika, “diam jangan banyak tanya!” lalu aku ikat pergelangan tangan rika kebelakang dengan tali, “iiihhh lepasin aku..atau aku teriak!!” ancam rika, “ooohh mau teriak..ayo teriak, biar aku bisa ukir luka diwajahmu dangan pisau ini..hahahaha..” jawabku menakutinya, “jangan macam-macam kamu..kamu mau apa dari aku?” sahut rika dengan nada ketakutan, “nanti juga kamu akan tau..” kataku sambil mengikat saputangan diantara bibirnya (cleave gag) “emmfffhhh eemmmffhhh..” erang rika, lalu aku ikat pergelangan kakinya. Sebagai tindak pencegahan, aku masukan rika kedalam karung agar tidak ada orang yang melihatnya dari luar, “mmmmffhhhhhh mmmmmfffffhhhhhh..” erang rika sambil meronta-ronta. Setelah aku karungi rika, aku pun tancap gas kerumahku.
Sesampainya dirumahku, aku parkir mobilku digarasi lalu aku bopong  tubuh rika didalam karung kekamarku. Aku keluarkan rika dari dalam karung, “eemmmffffhhhhh mmmmfffhhhhh..” erang rika, lalu aku lepas cleave gagnya, “dimana aku? Kamu bawa aku kemana” Tanya rika, “udah tenang aja, Cuma kita berdua disini..hehehe..” jawabku, “nggak aku gak mau..aku mau pulang..please lepasin aku..” mohon rika dan matanya pun mulai berkaca-kaca, “udah kamu tenang aja..hehehehe..mmmuuuaahhh..” jawabku sambil  mencium bibirnya, “uuummmhhhh eeeggghhh jangan please..aku mau pulaangg..” sahutnya sambil menangis. “kamu tenang dulu ya..” kataku sambil memegang ballgag, “apa itu? Please jangan apa-apain aku..aampphhhh eemmmppphhh..” erang rika saat ballgag terpasang dimulutnya. “kamu disini dulu ya, aku mau mandi dulu..” aku tinggal rika dengan keadaan pergelangan tangan dan kakinya terikat dan mulut disumpal ballgag. Selama aku mandi, rika pun mulai meronta melepaskan ikatan dari tangan dan kakinya. Setelah terus berusaha akhirnya rika pun berhasil melepaskan ikatan dipergelangan tangannya, lalu ia pun melepaskan pergelangan kakinya dan melepaskan ballgagnya. Setelah semuanya terlepas, rika pun berjalan mengendap ke pintu. Tetapi kunci pintunya aku pegang, lalu rika mengendap ke jendela dan berusaha memanjat jendela dan kabur. “eeiittzz mau kemana kamu haa..hehehehe..” kataku sambil menangkapnya dari belakang, “aaahhhh jangaannn..aammppuuunnn lepasin aku..aku mau pulaanngg..” jerit rika sambil meronta, “kamu gak boleh kemana-mana!” kataku sambil mendorongnya ke ranjang, lalu aku tindih rika dan aku lepas bajunya, “aahhh jangaann..please jangaannn..” protesnya sambil menangis. Lalu aku telungkupkan tubuh rika dan aku ikat pergelangan tangan rika menyiku kebelakang, “jangaaannn..pleeaassee lepasiinn akuu..” erang rika sambil menangis, “kan aku udah bilang kamu tenang aja..karena kamu gak nurut, jadi tanggung akibatnya..” jawabku sambil aku ikat lengan dan bagian atas dan bawah payudaranya. “eeegghhhh eeggghhhh..lepasin akuu..” erang rika sambil menangis. Lalu aku lepas celana jeans rika dan terlihatlah g-string rika, “waahh ternyata kamu sexy banget kalo pake g-string..hehehhe..” kataku, “aammppuuunnn jangan perkosa akuu..” mohonnya sambil menangis, “tenang aja, aku gak akan perkosa kamu kok..hehehehe” kataku sambil menjilati leher dan telinga rika. “aammppuunnn jangaannn..” erang rika sambil menangis, “sssstttt kamu diem dulu ya..” lalu aku ballgag mulut rika, “aaammmppphhhh mmmmppphhhh..” erang rika, lalu aku telungkupkan tubuh rika dan aku ikat paha, lutut, betis, pergelangan kaki dan jempol kaki rika hingga ia tidak bisa melepaskan ikatanku lagi. “mmmmpppphhhh nnnggghhhhhhh..” erang rika sambil meronta-ronta. Belum cukup ikatannya, aku ikat lagi rika dengan ikatan hogtied agar a semakin tidak berdaya. Aku miringkan tubuh rika lalu aku masukan sebuah vibrator kevagina rika dan ditahan dengan g-stringnya, “nnnggghhhhhh mmmmppphhhhhh..” erang rika sambil menggeleng-gelengkan kepalanya, “nggak apa-apa kok rika, enak rasanya..heheheh..kamu nikmatin ya” bisikku ditelinganya, lalu aku nyalakan vibratornya dengan getaran rendah. Sontak rika pun menggelinjang dibuatnya, “mmmmfffhhhh hhhmmmmmpppphhhhh..” erang rika saat vibrator divaginanya bergetar. Rika pun mronta-ronta mencoba melepaskan ikatan ditubuhnya, namun apa daya ikatannya terlalu sulit dan ketat untuk dilepaskan. Rika pun terus meronta-ronta agar efek getaran vibrator divaginanya hilang, “nnnnnggggggghhhhhhhh hhhhmmmmmppphhhhhhh..” erang rika karena tidak tahan dengan getaran vibrator, mulut rika pun mulai meneteskan air liur karena ballgag yang aku pasang. “waahhh udah mulai horny nih keliatannya..” kataku sambil aku tekan vibrator divaginanya, “hhhhhhmmmmmfffffhhhhhhh..” erang rika sambil memejamkan matanya dan berhenti  meronta karena vibratornya aku tekan makin dalam kevaginanya. “hhhmmmffffhhhh hhhmmmmffffhhh..” erang rika sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. “kenapa ka? Kurang kenceng getarannya..hehehehe..” sahutku, dan rika pun menggelengkan kepalanya sambil menangis. “aku gedein aja ya..” lalu aku besarkan getarannya, “hhhhhmmmmffffffhhhhhhhhh hhhhhffffmmmmhhhhh..” erang rika, aku tekan-tekan vibrator divaginanya. Perlahan erangan dan tangisan rika berubah menjadi desahan, “hhhmmmffffhhhh hhhmmmfffhhh hhmmmfffhhh..” desah rika sambil memejmkan matanya, “enak kan rasanya..hehehehe..” bisikku, tapi rika hanya diam saja sambil memejamkan matanya dan terus mendesah. Air liur rika pun menetes semaki  banyak sampai membasahi dadaya dan kasurku. Aku telusupkan tanganku dan aku elus-elus payudaranya, “hhhmmmfffffhhhh hhhmmmmffffhhhhh hhhmmmmffffhhhhh..”  desah rika sambil memejamkan matanya mencoba menikmati rangsangan di vagina dan payudaranya. Aku besarkan lagi getarannya agar rika orgasme. ”hhhhmmmmffffhhhhh hhhmmfffhhh hhhmmmffffhhh hhmmmfffhhhmmm..” desah rika sampai nafasnya terengah-engah. “kalo kamu gak kuat keluarin aja..hehehe..” bisikku sambil membalikan tubuhnya sampai terlentang dan isep-isep lehernya, “mmmfffhhh mmfffhhhh mmmffhhhhh..” desah rika, aku pun terus mengelus payudaranya sambil isep-isep dan jilat-jilat leher rika. Aku jilat-jilat juga bagian belakang telinga rika sambil aku elus-elus vaginanya. aku pelorotkan g-stringnya sambil aku elus-elus vaginanya dan isep-isep lehernya sampai berbekas merah. rika pun terdiam tidak mendesah sambil memejamkan matanya, tiba-tiba “mmmmmmfffffffhhhhhhhhhhhh..” bersamaan dengan desahan panjangnya, rika pun squirting karena sudah tidak tahan lagi. “wwaaahhhh apa tuh sampe muncrat gitu? Horny banget ya? Hehehehe..” ledekku, rika pun hanya bisa terdiam karena lemas. Lalu aku keluarkan vibrator dari vaginanya sambil aku lepas semua ikatan dikakinya. Lalu aku lepas juga ikatan ditangan dan melepas ballgag yang menyumpal mulutnya. “aaaagghhhh hhhmmmmmhhh..” erang rika, “kenapa sih kamu tega ngelakuin ini?” Tanya rika, “aku ngelakuin ini karena aku sayang sama kamu..” jawabku sambil aku pijitin tangannya, “tapi bukan begini caranya dan..kenapa sih gak terus terang aja?” sahut rika, “karena aku tau kalo aku jujur kamu pasti nolak aku..iya kan?” jawabku, dan rika pun hanya terdiam. Lalu aku plorotkan g-string dan bra rika. “kamu mau apa dan? Ampun dan jangan perkosa aku” sahut rika lemas sambil memegang tanganku, “udah kamu tenang aja, aku gak akan perkosa kamu kok..” jawabku, lalu aku ambil air hangat dan handuk kecil. Aku bersihkan vagina rika dari spermanya dan aku bersihkan juga payudara rika dari air liur yang menetes ke payudaranya. “nah udah..sekarang kamu telungkup, aku mau pijitin kamu..” sahutku, rika pun menurut dan aku pun mulai memijiti tubuh dan tanganya agar rika merasa rileks. “mmmhhhhhh hhhhmmmmm..” desah rika saat aku mulai pijiti pundaknya. Sekitar 30 menit kemudian, rika pun tertidur lelap. Aku selimuti tubuh telanjang rika dan aku pun tidur diruangan lain.
Pagi harinya, aku pun memasak sarapan untuk aku dan rika didapur dan rika pun terbangun dan menghampiriku dengan hanya menggunakan bra dan g-stringnya yang dibalut dengan selimut. “lagi apa kamu dan?” Tanya rika, “lagi masak lah..” jawabku, “emang bisa masak kamu?” tanyanya sambil tertawa kecil, “ya bisa lah, kamu cicip aja nanti..hehehe..” jawabku, lalu rika pun tersenyum. “kamu mandi dulu aja, pakai baju trus nanti kita sarapan..” sahutku, “oke deh..” jawab rika, lalu ia pun kembali kekamar dan mandi. Setelah mandi dan berpakaian, rika pun kembali dan kami pun sarapan bersama-sama. Setelah itu, kami pun pergi kekampus sama-sama dan para mahasiswa/I pun heran melihatku jalan dengan rika begitu dekat, padahal beberapa hari yang lalu rika marah besar padaku. Sejak saat itulah aku dan rika mulai dekat sebagai teman.

TAMAT  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar