Jumat, 07 Februari 2014

Awal dari sebuah perkenalan yang manis

Sore itu aku duduk santai disebuah taman menikmati angin segar disore hari sambil membaca buku. Aku melihat sekeliling taman yang ramai dengan orang-orang yang juga sedang jalan-jalan sore. Sedang asik-asiknya membaca buku, tiba-tiba aku dikejutkan dengan seorang wanita yang duduk disebelah saya, “oohh maaf mas, gara-gara saya mas jadi keganggu bacanya.” Sahut dia meminta maaf, “ooo gak apa-apa mba..tenang aja..” jawabku sambil melihat matanya yang sembab karena menangis. “mba gak apa-apa? Kok nangis..” tanyaku, “aahh gak apa-apa kok mas, Cuma kelilipan aja..hehehe..” jawabnya mengelak, “hehehe..oiya, saya yudi (23)..” seraya mengulurkan tanganku untuk berjabat tangan. “ saya tuti (22)” sambil menjabat tanganku. Setelah perkenalan itu, kami pun mengobrol ngalor-ngidul tentang kami berdua. Dan perasaan tuti yang tadinya sendu karena baru putus dengan pacarnya kini sudah mulai ceria lagi. “wah gak kerasa nih udah mau malam aja..aku pamit pulang ya..” sahutnya, “hehehe..aku antar aja yuk..” tawarku, “ah gak usah deh takut ngerepotin, rumahku dekat kok..Cuma jalan sebentar aja sampe..” tolaknya, “beneran nih gak mau diantar?” tanyaku lagi, “iya yud gak apa-apa kok..” jawabnya yakin, “oohh yaudah deh..oiya aku minta nomer handphone kamu dong..” pintaku, lalu tuti pun tersenyum, “nih nomer handphone aku..” lalu tuti pun member secarik kertas yang berisikan nomer handphonenya lalu pamit pulang.
Malam harinya, aku coba telepon dia sepik-sepik nanya kabar. Lalu kami pun mengobrol di telepon hingga larut bahkan sampai tuti tertidur. Setiap pagi, siang, sore, malam aku sempatkan untuk menelepon dia menanyakan kabarnya, sehingga kegiatan itu menjadi suatu hal yang rutin aku lakukan. sesekali aku pun mengajaknya ketemuan dan jalan-jalan, dan tuti pun tidak merasa keberatan. Hingga akhirnya sudah sebulan lebih aku melakukan pendekatan dengannya dan ia pun meresponku dengan baik. Aku ajak ia nonton, dinner, dan aku antar jemput ia berangkat dan pulang kerja. Sore hari, saat aku menjemput ia pulang kerja, tiba-tiba hujan turun dengan lebatnya. Lalu kami pun berteduh disebuah halte untuk menunggu hujannya reda. 30 menit kemudian, “adduuhhh kok hujannya gak reda-reda juga siihh..” celetuknya dengan gelisah, “iya nih hujannya gak reda juga..kamu kenapa gelisah gitu?” tanyaku, “aku sama keluargaku mau kerumah saudaraku, jam 5 nanti berangkat..” jawabnya, “wah kalau gitu gak akan keburu kalau kita nunggu hujan reda..kita hujan-hujanan aja gimana?” tanyaku, “yaudah yuk kita hujan-hujanan aja..” jawab tuti. Lalu kami pun melanjutkan perjalan kami dengan hujan-hujanan. 30 menit kemudian kami pun sampai dirumah tuti. Tuti pun turun dan coba mengetuk pintu rumahnya, namun tidak ada jawaban. “yaahhh kayaknya keluarga aku udah pada berangkat deh..” sahutnya, “terus gimana? Rumahmu dikunci?” tanyaku, “iya dikunci..kayaknya dibawa juga kuncinya..” jawabnya, “yaudah kerumahku aja yuk, dari pada kamu disini sendirian..” ajakku, “eemmhh yaudah deh, yuk berangkat..” lalu kami pun menuju kerumahku. Sesampainya dirumahku, aku ambil handuk untuk tuti. “ini kamu pakai dulu, mandi dulu aja sana biar gak masuk angin..” sahutku, “iya..makasih ya..” lalu tuti pun mandi. selagi tuti mandi, aku siapkan baju untuk dipakai tuti dan setelah itu aku pun mandi dan tuti memakai baju yang sudah aku siapkan.jam 7 aku selesai mandi dan aku pun berpakaian dan pergi menemui tuti di ruang tengah. Aku lihat tuti sedang berbaring di kasur lantai sambil nonton tv. “bête ih..acara tv gak ada yang bagus..main yu yud..” celetuk tuti, “lho mau main kemana? Orang diluar masih lebat hujannya..” jawabku. “main apa kek yang seru gitu..” jawabnya, “kita main bondage kamu mau gak?” celetuk ku, “hah? Apan tuh? Baru dengar aku..” jawabnya heran, “nih kayak gini mainnya” aku kasih lihat contohnya, “iihh apa gak sakit diikat-ikat gitu?” Tanya tuti, “nggak kok..aku ikat kamu pakai kain aja biar gak sakit..” jawabku, “yaudah deh aku mau..”. lalu aku cari kain selendang tapi gak ada, dan akhirnya aku menemukan kain serbet 6 helai.
“yuk kita mulai..taruh tanganmu dibelakang..” lalu tuti pun menurut perintahku, lalu aku lipat serbet tadi menjadi panjang lalu aku ikat pergelangan tangan tuti, lalu aku ikat juga lengan tuti dengan serbet yang satunya lagi. “adduuhh jgn erat-erat..” leguh tuti, “udah kamu tenang aja..” jawabku, “eeeggghhhh mmmmmhhhhh..” leguh tuti, lalu aku ikat lutu, betis, dan pergelangan kaki tuti dengan serbet juga. “buka mulutmu..” perintahku, lalu tuti pun menurut. Langsung saja aku sumpal mulut tuti dengan 2 sapu tangan sampai mulutnya penuh, lalu aku lipat persegi panjang serbet terakhir dan aku OTM mulut’a. aku dudukan tuti di kasur lantai. “kita nonton videonya ya..” ajakku, lalu tuti pun menjawab “mmmppphhh..” tanda setuju. Lalu aku putar video bondage yang ada adegan sexnya, aku duduk di belakang tuti sambil mulai memasukan tanganku kedalam kaos yang tuti kenakan. Aku muli meraba-raba tubuh tuti, “mmmppphhh mmmppphhh..” tuti pun mulai mengerang saat aku mulai meraba dan meremas payudaranya. “mmmppphhh mmmpphhh..” erang tuti saat aku pilin putingnya dan tubuhnya pun mulai meronta kegelian saat aku melakukan itu. Film pun semakin panas memperlihatkan adegan demi adegan, lalu aku singkap kaos yang dipakai tuti. Aku mulai menjilat-jilat dan menghisap-hisap lehernya sambil terus meremas payudaranya. “mmmppphhh mmmpphhh mmmppphhh..” erang tuti sambil menggelinjang karena perlakuanku, aku pun tidak memperdulikan erangan dan rontaan tuti dan terus melanjutkan aksiku. Aku terus menghisap-hisap leher tuti sambil meremas payudaranya dan tanganku yang satunya mulai menelusup kedalam celananya dan mulai mengelus vaginanya. “mmmmpphhh mmmpphhh mmmpphhh..” tuti pun meronta kegelian dan keringat pun mulai mengucur dari dahi dan tubuhnya. Aku pilin-pilin putting dan klitorisnya sampai terasa basah. “waahh kamu udah horny ya..hehehe..” ledekku, tapi tuti tidak menghiraukan omonganku karena merasa keenakan. Aku hentikan semuanya sebentar lalu aku lepas semua ikatan dikakinya, lalu aku pelorotkan celana tuti dan terlihatlah vagina tuti yang mulus dan merah. Melihat itu aku pun semakin  menjadi saja, aku langsung buka celana dan boxerku lalu aku elus-elus dan mulai jilat-jilat vagina tuti. “eeennnggmmmpphh mmmpphh mmmpphhh..” tubuh tuti pun menggelinjang hebat Karena jilatanku. Aku jilat vaginanya sambil aku remas-remas payudaranya. Lau aku lepaskan OTM dan sapu tangan yang menyumpal mulutnya. Aku lumat bibirnya, “eemmlllhhh eemmmhhh uuummhhh..” tuti pun membalas lumatanku. Aku rubah posisi tuti menjadi diatasku. “ayo masukin ti..” lalu tuti pun mulai menggoyang-goyangkan pinggulnya berusaha memasukan penisku dalam vaginanya. “iiihhh ssuussaahhh..arahin dong..” sahut tuti, lalu aku arahkan penisku ke vaginanya dan tuti pun mulai menurunkan pinggulnya dan penisku pun masuk ke vaginanya. “eeeemmmmhhh…aaaahhhhh..” erang tuti saat penisku melesak ke vaginanya. Aku pun mulai menggenjot penisku perlahan-lahan “eeemmhhh aaahhhh aahhhhh aaahhhhh..” erang tuti dan pinggunya pun mulai bergoyang mengikuti genjotanku. aku genjot terus penisku semakin lama semakin kencang “eeeeggghhhh aaahhhh aaahhhhh aaahhhh teerruuusss teerruuusss aaaahhhh..” erang tuti dan aku sambut dengan genjotanku yang semakin cepat, “aaaahhhhh aaahhhh aahhhh aaaaahhhhh aaaaahhhhhh..” tuti pun mengerang kencang dan penisku pun terasa hangat karena tuti telah orgasme. Aku tarik tubuh tuti dan aku lumat lagi bibirnya sambil terus  menggenjot vaginnya. “eellmmhh uuummmhhh uuummhhhh..” aku peluk tubuhnya sambil aku lumat dan terus menggenjot tubuhnya. “uuummmhhh uuummddaahh dulu yyuuudddmmhh..” erang tuti karena merasa lelah. Lalu aku hentikan genjotanku dan tuti pun mulai menarik vaginanya dari penisku dan berbaring disebelahku. “gimana rasanya? Enak kan?..” tanyaku, tuti pun hanya mengangguk sambil tersenyum. Lalu aku lumat lagi bibirnya, “mmmuuaaahhh uuummmhhhh uuummmhhh…”  perlahan aku masukan lagi penisku sambil terus melumat bibirnya dan meremas-remas payudaranya. Aku genjot-genjot penisku didalam vaginannya sambil menciumnya dan meremas payudaranya. “eeemmmhhh uuummmhhh uuuummmhhh uuummmhhh..” erangnya karena aku genjot penisku semakin cepat. Kaki tuti pun melingkar di pinggulku dan aku terus menggenjot vaginanya. Aku hisap-hisap payudaranya, “aaaahhhhh aaaahhhhhh aaaaaaaahhhhhhhh aaaaaahhhhh..” erang tuti keenakan. aku terus genjot-genjot vagina tuti dengan cepat, “aaaaaahhhhhh aaaaaaahhhhhhhh aaaaahhhhhh aaaaaahhhhhhh aaaaaaaahhhh..” vagina tuti pun terasa basah lagi karena tuti mendapatkan orgasmenya yang kedua. Penisku pun semakin licin dibuatnya dan genjotanku pun semakin lancar. “aaahhhh aaaahhhhh aaaaaaahhhhh aadduuhhh aaddduuhhhh…” erang tuti kesakitan karena aku genjot semakin cepat dan kasar. Penisku pun semakin berdenyut lalu aku cabut penisku dan aku tindih penisku diantara tubuhku dan tubuh tuti dan aku pun orgasme. “aaaaaahhhhh aaaaaaahhhh..keluar juga..hehehehe..” sahutku dan tuti pun tersenyum. “aku sayang kamu ti..mmmuuuaaahhh..”  Lalu aku cium lagi bibir tuti, “aku juga sayang kamu yud..” lalu tuti pun membalas ciumanku. Tak terasa waktu sudah menunjukan jam 10 malam dan kami berdua pun sudah merasa lelah. Aku bersihkan penisku dan vagina dan tubuh tuti dari sisa spermaku dengan air hangat.  Setelah bersih, kami pun pindah kekamar dan tidur 1 ranjang sambil berpelukan.
Pagi harinya sekitar jam 7 aku pun bangun, ku lihat tuti masih tertidur lelap. Aku pun beranjak dari ranjang dan pergi mandi, selesai mandi dan berpakaian aku pun ke dapur untuk memasak sarapan. 15 menit aku memasak, tuti pun terbangun. Ia melihat sekeliling kamar dan tidak mendapatiku di kamar. Tuti pun beranjak mencariku dengan menutupi tubuhnya dengan menggunakan selimut. “kamu lagi ngapain?” sapa tuti, “eh kamu udah bangun, aku lagi masak sarapan buat kita..kamu mandi dulu aja sambil nunggu masakannya matang..” suruhku. “eemmmhhh ok deh aku mandi dulu ya..” jawab tuti sambil tersenyum. Sekitar 30 menit tuti mandi dan berpakaian, selesai berpakaian tuti pun menghampiriku. “hhheemmmm..kayaknya enak nih..” sapanya, “hehehehe..kamu coba aja..yuk kita makan..” lalu aku ambilkan piring dan aku ambilkan nasi dan lauk yang aku masak tadi. “enak juga masakan kamu..” pujinya, “hehehe..yaudah kamu makan aja yang banyak..”. lalu kami pun sarapan bersama. Setelah sarapan, aku bersihkan piring-piring bekas makan tadi dan aku suruh tuti untuk bersantai saja didepan tv. “aduh ortu aku nelponin terus dari semalam..” sahut tuti panic, “yaudah kamu bilang aja semalam nginep dirumah temen karena rumah kamu dikunci..nanti aku antar kamu pulang” jawabku. “iya deh..” jawabnya, lalu tuti pun menelpon orang tuanya untuk member kabar.
Sekitar jam 10 aku antar tuti pulang, dan setelah kejadian itu aku dan tuti pun menjadi sepasang kekasih sampai saat ini.

TAMAT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar