Sabtu, 08 Maret 2014

Seharian dengan SPG Cantik

Suatu hari aku mengunjungi sebuah pameran mobil dimana banyak sekali berbagai macam mobil dari mobil murah sampai mobil mewah. Aku lihat banyak orang juga yang mengunjungi pameran ini, terutama pecinta otomotif dan fotographer. Fotographer? Ya, banyak sekali fotographer di pameran ini untuk mencari objek foto yang bagus pada mobil mau pun SPGnya. Dalam pameran otomotif memang seorang SPG berperan besar untuk menjual mobil-mobil yang dipamerkan ini. Oiya namaku dani aditiya (25) seorang pengusaha muda, awalnya aku Cuma lihat-lihat saja karena aku juga salah satu pecinta otomotif. Disalah satu stand mobil mewah, ada salah seorang SPG yang menurutku sangat cantik dan sexy. Dengan postur tubuh sekitar 166cm, putih, bersih, dan proporsional membuatku jadi penasaran dibuatnya. karena penasaran aku pun menghampiri standnya untuk bertanya soal mobil yang di pasarkannya. “waahh mobilnya bagus mbak, bisa jelasin kelebihan mobil ini apa aja?” tanyaku pada SPG itu, “mobil ini termasuk mobil sport pak, dengan mesin 4200cc V8 bisa menghasilkan tenaga 520Hp” jelasnya, “wah tangguh juga mobil ini” jawabku, “sangat tangguh pak.. apalagi bila bapak yang mengendarai, masih muda, pasti terlihat keren pak dengan mobil ini” jawabnya sambil melemparkan senyumannya. “hehehe..terus bagaimana dengan kenyamanannya?” tanyaku lagi, “sangat nyaman pak, silahkan dicoba..” jawabnya, lalu aku duduk dikursi pengemudi, “dengan design interior yang mewah, kenyamanannya sangat terasa pak, sporty diluar dan mewah didalam” jawabnya ramah, “iya bener, terasa sangat nyaman disini..” jawabku, “sangat terasa nyaman pak” jawabnya sambil tersenyum, “kalo misalkan saya beli mobil ini, tapi segalanya kamu yang ngurus bisa gak?” tanyaku, “kalo bapak ingin membeli mobil ini bapak bisa langsung ke meja itu untuk memesannya pak..” jawabnya, “halaahh aku gak mau berurusan dengan mereka, aku mau kamu aja yang ngurus, kalo kamu bisa jual mobil ini kan kamu bisa dapet fee dari perusahaan plus nanti aku kamu fee juga..gimana?” sahutku, “eemmhhh..baik pak, saya mau..” jawabnya sambil senyum, “oke kalo begitu, boleh saya minta nomer HP kamu untuk bicarakan ini?” pintaku, “boleh pak, ini nomer saya..” jawabnya sambil member nomer HP, “siapa namakamu?” tanyaku, “nama saya rhisa (23) pak” jawabnya, “jangan panggil pak, panggil aja dani..yaudah kalo begitu nanti aku hubungi kamu untuk membicarakan soal ini” sahutku, “baik pak, terima kasih..” jawabnya, setelah berbicara dengan rhisa, aku pun memutuskan pulang.
Keesokan harinya, aku pun janjian dengan rhisa disalah satu café. Tak lama kemudian, rhisa pun datang. Rhisa datang dengan mengenakan rok mini warna hitam, kemeja slimfit yang terlihat ketat dengan tubuhnya dengan membuka 3 kancingnya, membuat belahan dadanya terlihat, ditambah dengan high heels 12cm membuatnya terlihat sangat cantik dan sexy. “maaf pak udah lama nunggu..” sahut rika, “oohh gak apa-apa kok, aku juga baru.. silahkan duduk..” sahutku, “jadi gimana bisa kan?” tanyaku, “sedang dalam proses pak, saya juga mau berterima kasih sama bapak karena bapak saya bisa dapet fee yang lumayan besar..” jawabnya sambil tersenyum, “ah gak apa-apa kok, itu semua karena kinerja kamu..nanti kita ambil fee buat kamu dirumahku ya” jawabku dan rhisa pun hanya mengangguk saja.  Lalu kami pun berbincang sekalian makan siang, sekitar satu jam kemudian aku pun mengajak rhisa kerumahku untuk mengambil fee yang aku janjikan. Sesampainya dirumahku, “silahkan masuk..” kataku, “iya makasin pak, waahh besar sekali rumah bapak” jawabnya, “aah biasa aja kok, lagi juga masih ada yang kurang..gak ada yang nemenin..hehehe..” jawabku dan rhisa pun hanya tersenyum. Saat rhisa duduk diruang tamu, aku pun kekamar mengambil uang fee untuk rhisa sambil mengambil segelas minuman untuk rhisa. “ini uang fee yang saya janjikan” sahutku sambil memberikan amplop berisi uang, “ini beneran pak?” tanyanya, “kenapa? Masih kurang?” jawabku, “nggak kok pak, lebih malah..” jawabnya, “hehehe..silahkan diminum dulu..” lalu aku dan rhisa pun meminum minuman kami. Selang bebrapa menit, rhisa merasakan sedikit pusing karena minumannya aku berikan obat perangsang. “kamu kenapa?” tanyaku, “gak apa-apa pak, Cuma agak pusing aja sedikit” jawabnya, “yaudah kamu istirahat aja dulu sebentar disini” sahutku, “iya pak makasih..” lalu aku pun menuntun rhisa menuju kamar dan rhisa pun berbaring diranjangku. Aku lepas high heelsnya dan aku elus-elus rambutnya. Aku keluarkan tali dari laci meja samping tempat tidurku, “bapak mau apa?” Tanya rhisa dengan lemas karena pusing, “gak apa-apa kok, kamu tenang aja” kataku sambil melpaskan  kancing bajunya, “jangan pak, jangan..” sahut rhisa sambil memegang tanganku berusaha menghentikanku,  “ssttt udah kamu tenang aja” kataku sambil membuka kemeja dan BHnya, lalu aku lepas juga rok mini dan CDnya, “mmmhhhh jangan paakk..” erangnya lemas, lalu aku telungkupkan tubuh rhisa dan aku ikat pergelangan tangan dan lengannya, lalu aku ikat juga bagian atas dan bawah payudaranya. “aaahhh paakk sayamau diapain?” erangnya parau, “udah kamu nikmatin aja” jawaku sambil mengikat paha dan betis kirinya menyatu, begitu juga dengan paha dan betis kanannya (frogtied). “eeemmmhhh jangann paakk..” erangnya, lalu aku cium bibir rhisa “uummmhhh uullmmhhhh mmmhhh..” desahku saat aku cium bibir dan lidahnya, “aaahhhhmmmmm uummhhh aaammmhhh..” desah rhisa. Lalu aku elus-elus payudara rhisa sambil aku terus lumat bibirnya, “aaahhhh uummmmhhhh mmhhhhh..” desah rhisa, aku jilat-jilat dan isep-isep lehernya sambil aku pilin-pilin putingnya. “aaahhh aaahhhhh paakk” desahnya, lalu aku isep-isep lehernya sambil aku pilin dan remas payudaranya. “aaahhhh oouuhhhhh nnngghhhhhh..” desah rhisa sambil menggigit bibirnya. Peluh pun mulai membanjiri tubuh rhisa, “aaahhhhh uuuuuuhhhhh mmmmhhhh” desah rhisa saat aku jilat-jilat belakang telinganya sambil aku pilin-pilin putingnya. Lalu aku ambil 3 buah sapu tangan, aku sumpal mulut rhisa dengan satu sapu tangan, lalu aku tutup mulut rhisa dengan satu saputangan lagi lalu aku ikatkan kebelakang tengkuknya (OTM gagged). Lalu aku lipat persegi panjang besarsapu tangan yang terakhir, lalu aku pakai untuk menutupi mulut, dagu dan hidung rhisa (OTN gagged). “mmmpppphhh mmmppphhhh..” erang rhisa saat aku sumpal dan tutup mulutnya. “kamu nikmatin ya..” sahutku sambil menghisap-hisap lehernya dan pilin putingnya, “mmmmppphhhh mmmppphhhh mmmppphhhh..” desah rhisa sambil sedikit meronta. Aku terus pilin-pilin putingnya sambil aku jilat-jilat lehernya. “mmmppphhh mmpphhhh mmmpphhhh” desah rhisa. Putting rhisa mulai mengeras dan aku lihat vagina rhisa pun mulai basah. Aku buka celana dan boxerku lalu aku elus-elus penisku divaginanya, “mmmmppphhhh mmmmpppphhh..” desahnya sambil memejamkan matanya mencoba merasakannya. Lalu perlahan aku telusupkan penisku ke vaginanya, “mmmmpppphhhhh mmmpppphhhhh..” desahnya sambil memjamkan matanya, sengaja aku masukan dulu separuh lalu aku cabut lagi. Lalu aku masukan lagi penisku sampai mentok, “mmmmmpppphhhhh mmmmpphhhh..” desah rhisa, lalu aku mulai menggenjot penisku, “ssllleeepp ssllleeppp ssllleeeppp..” aku genjot rhisa dengan perlahan. “mmmpphhh mmpphhh mmmpphhh..” desahnya. Aku genjot terus vagina rhisa sambil aku pilin-pilin puttingnya yang mengeras. Ku rasakan vagina rhisa mencengkram penisku yang ada didalam vaginanya. “mmmpppphhhh mmpphhhh mmppphhh..” desahnya. Lalu aku miringkan tubuhnya dan aku angkat kakinya yang kiri dan aku genjot vagina rhisa, “mmmpphhhh mmppphhh mmmpphhh..” desah rhisa karena merasakan penetrasi dari gaya itu. “mmmpppphhh mmmpphhh mmmppphhhh..” desahnya sambil memejamkan matanya. Aku genjot makin cepat vaginanya “ssllleeppp ssllleeeppp ssllleeeppp..” aku genjot vaginanya sambil aku remas-remas payudaranya yang semakin mengeras. “mmmppphhhh mmmppphhhh mmmppphhh..” desahnya, vagina rhisa terasa sangat mencengram, pertanda ia ingin orgasme. Tak berapa lama kemudian, rhisa pun mendapatkan orgasmenya yang pertama, “mmmpppphhh mmmppphhh mmmmppppphhhhhh..” desah rhisa karena orgasme. “ssllleeppp sslleeppp ssllleeppp..” aku percepat genjotanku divaginanya yang licin karena sudah orgasme, “aaahhhh mmmhhhh aaaahhh..” desahku sambil terus menggenjot vaginanya, aku teus genjot vagina rhisa, “ssllleeppp sslleeppp ssllleeppp..” penisku pun berdenyut kencang lalu aku cabut penisku dari vaginanya, “ccrroott ccrroott ccrrooottt..” spermaku pun memuncrat di paha dan perut rhisa. “mmmpppphhh mmmpppphhhh..” erang rhisa lemas, “kamu hebat rhisa..” sahutku sambil mengelus rambutnya, “mmmppphhh mmmpphhh..” erangnya sambil menunjukan sumpalannya, lalu aku lepas sumpalannya. “paakk lepasiinn akuu, pegeell..” pinta rhisa dengan suara parau, “iya nanti aku lepasin..hehehe..” jawabku, “sekarang aja pak pegeeemmmpphhh mmmppphhh..” belum selesai rhisa bicara, aku sumpal lagi rhisa seperti semula, lalu aku tutup mata rhisa dengan scarf, lalu aku ikat hogtied rhisa. “mmmmppphhh mmmppphhhh..” erangnya sambil meronta. Lalu aku tempelkan sebuah dildo di vaginanya dengan lakban dan aku nyalakan dildonya, “mmmmppphhhhh mmmmppphhhhh” sontak rhisa pun terkejut dibuatnya, lalu ia pun meronta-ronta mencoba melepaskan dildo divaginanya. “nah sekarang kamu nikmatin lagi ya, aku mau keluar dulu sebentar..hehehehe..” sahutku sambil mencium keningnya. Lalu aku kunci pintu kamar dan aku tinggal rhisa sebentar.
Sekitar 30 menit kemudian, aku pun kembali. “heii rhisa gimana kabarnya?” sapaku, “mmmmmmppphhhhh..” jawabnya lemas karena rhisa sudah mengalami beberapa kali orgasmenya, “hehehe..bentar ya..” lalu aku matikan dildo divaginanya dan aku lepas penutup mata dan sumpalan dimulutnya, “ffuuaahhh.. paakkk tooloonng lepasi sayaa..” mohon rhisa, lalu aku lepas ikatan hogtiednya, kemudian ikatan dipaha dan betisnya dan terakhir ikatan di tubuhnya. Aku lepas dildo dari vaginanya, “aaahhh leegaaa..” sahut rhisa sambil mengulet, “aku pijitin ya..” lalu aku pijitin tangan, kaki dan tubuh rhisa. “eemmhhhh bapak pandai manjain wanita, tapi kenapa bapak masih sendirian?” tanyanya, “panggil aja dani..hehehe..ya belum ada yang cocok aja..” jawabku sambil memijiti tubuhnya. Hari pun semakin senja, lalu aku dan rhisa pun mandi bergantian dan kemudian berpakaian kembali. Aku ajak rhisa shopping ke sebuah mall dan malam harinya aku antar rhisa pulang ke kostannya. Semenjak itu, aku dan rhisa menjadi dekat. Tak jarang aku ajak rhisa kesebuah undangan atau hanya sekedar jalan saja, dan sesekali aku ikat lagi rhisa seperti kejadian tadi siang.

TAMAT  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar