Senin, 24 Februari 2014

Gadis Desa

Namaku johan (23), sebagai eksekutif muda kegiatanku sehari-hari bias dibilang membosankan. Pagi berangkat kerja dan terkadang pulang sampai larut malam. Kegiatan ini sangat membuatku jenuh akan pekerjaanku yang ditambah dengan keadaan kota yang sudah sangat penat dan sumpek untuk ditinggali, membuatku ingin refreshing kesuatu tempat yang sejuk, jauh dari keramaian dan nyaman untuk disinggahi.  Lalu aku pun berencana liburan di puncak, di villa milik keluargaku. Dalam perjalanan, macet pun menghadang. “haaddeeehhh macet terus..” gerutuku. Dikota besar seperti Jakarta, macet adalah makan setiap hari, walaupun jalanan dilebarin selebar apapun, macet pasti akan terus ada, kecuali jika mobilnya pada bias terbang..hehehe.. sambil menunggu macet, aku putar lagu-lagu di DVD mobilku. Alunan lagu membuatku sedikit merasa nyaman didalam mobil yang terjebak macet. Terlepas dari macet, aku pun masuk tol dan langsung tancap gas dengan mobilku. Sekitar 2 jam kemudian aku pun sampai di villa milik keluargaku. Hari sudah sore dan aku pun langsung parkir mobilku digarasi, “sore den..mari mamang bawain tasnya..” sahut mang udin, penjaga villa keluargaku. “ooh iya mang..langsung bawain kekamar aja ya..” jawabku, “baik den..” sahutnya. Lalu mataku tertuju dengan seorang gadis desa yang berjalan lewat depan villaku, “maaf den, tasnya sudah saya taruh kamar..saya mau pamit pulang dulu den..permisi..” sahut mang udin, “eehh mang..mang..itu siapa mang?” tanyaku, “ooohh dia namanya nursanah (18) den, orang kampung sini sih sering manggil dia enah atau nana” jawab mang udin, “hah? Gak salah mang namanya?” sahutku sambil sedikit tertawa, “ya bener atuh den, maklumlah namanya juga orang kampung..hehehe..” jawab mang udin sambil tertawa, “hehehe..yaudah atuh..nih mang buat mamang..” sahutku sambil member tip padanya, “waahhmakasih banyak yah den..mamang pamit dulu, kalo ada apa-apa kontek mamang aja..” sahutnya, “iya mang..makasih ya mang..” jawabku., lalu aku pun masuk kedalam villa.
Keesokan harinya sekitar jam 8 pagi, aku keliling desa untuk mencari udara segar pegunungan. Ku lihat sekeliling terhamparlah kebun teh yang luas dan udara disana sangat sejuk debandingkan dengan udara yang ada di kota. Ada sebuah sungai yang airnya jernih dan aku pun turun ke sungai tersebut. Airnya yang dingin membuatku menggigil. “kaanngg..tolong..” terdengar suara teriakan perempuan, “tolong ambiln selendang yang hanyut itu kang..” teriak gadis itu, lalu aku pungut selendangya yang hanyut. Gadis itu pun berjalan kearahku, dan ternyata gadis itu adalah nurhasanah, gadis yang ku lihat kemarin. “makasih ya akang udah ngambilin selendangnya..” sahutnya, “iii..iya sama-sama..” jawabku gagap.  Lalu nur pun pergi, “eehhh tunggu dulu..nama kamu siapa?” pura-pura belum tau namanya, “aku nurhasana..terserah akang mau panggil apa..” jawabnya sembari tersenyum. “kamu sering cuci baju disini?” tanyaku sambil berjalan dengannya, “iya kang..warga desa sini sering cuci baju disungai..” jawab nur, pada saat itu lah aku mulai mengobrol dan akrab bersamanya. 2 minggu sudah aku tinggal di villa keluargaku dan nur pun sudah menganggapku sebagai kakaknya sendiri begitu juga dengan keluarganya yang sudah percaya padaku, tapi sayangnya hatiku ingin memiliki nur sepenuhnya.  Dan saat kami berada kebun teh belakang villaku, ku utarakan semuanya. “nur, sebenernya aku tuh sayang sama kamu..” kataku, nur pun hanya diam sambil sedikit tersenyum, “iya nur juga sayang sama akang, tapi sebagai kakak..” jawabnya, “tapi aku ingin lebih dari sekedar kaka knur..” sahutku, “gak bisa kang, hati aku gak bias nerima akang..” jawabnya. Aku pun kecewa dengan jawabannya dan memikirkan cara untuk memilikinya. “kalo gitu kita ke villa aku dulu yuk..aku punya sesuatu buat kamu..” tanpa perasaa curiga, nur pun ikut denganku ke villa. Sesampainya di villa, “kamu duduk dulu aja, aku mau ambil hadiahnya..” lalu nur pun duduk dan melihat-lihat sekitar. Selagi nur melihat-lihat sekitar, aku ambil sapu tangan dan aku lumuri dengan chloroform. Aku mendekatinya dengan mengendap-endap dan langsung aku bekap mulut dan hidungnya. “mmmpphh mmpphh mmmppphhh..” nur pun meronta hebat mencoba melepaskan bekapanku di mulut dan hidungnya, tetapi kalah dengan kekuatanku yang lebih besar. “mmmpppphhh mmmpphh mmmppphhhhhh..” tak lama kemudian, obat biuspun bereaksi dan nur pun lemas dan akhirnya pingsan. Saat pingsan, aku bopong tubuh nur kekamarku dan aku baringkan diatas ranjang. Lalu aku lepas semua pakaiannya sampai bugil, setelah itu aku ikat pergelangan tangannya menyiku kebelakang, lalu aku ikat juga bagian lengan dan atas bawah payudaranya dengan erat sampai menyembul. Lalu aku ikat paha, lutut, betis dan pergelangan kakinya. Setelah selesai aku elus-elus rambut dan aku cium keningnya. “eeeggghhhh..eeeeggghhhh..” erang nur, “eh kamu udah bangun..” kataku sambil mengelus rambutnya. “eeeggghhhh..aku dimana kang?” Tanya nur sambil menggerakkan tubuhnya namun tidak bisa. “kamu ada di villa kok..udah tenang aja..” jawabku sambil mengelus rambutnya, “aku mau pulang kang..kok aku gak bisa bergerak kang? aaaaaaaarrrrrrrggggghhhhhhhhhhhhhh” nur pun berteriak keras saat mengetahui tubuhnya terikat tanpa busana, “mmmmmppphhhh mmmmmppphhhhh..” erang nur karena  aku bekap mulutnya. “aku buka bekepannya tapi kamu janji gak akan teriak?”  kataku, “apa-apan sih akang! Kenapa aku diiket gini!” protes nur tidak terima diperlakukan seperti itu. “aku mau kmu jadi milikku sekarang..hehehe..” jawabku, “nggak..aku gak mau..ttoolllooooonnggg..” teriak nur, lalu aku ambil saputangan dari saku celanaku, lalu aku otm mulut nur agar tidak bisa teriak. “mmmmppphhh mmmppphhh mmmppphhh!!” nur pun tidak terima dan terus meronta-ronta minta dilepaskan. Aku mulai elus-elus payudara nur sambil menciumi pipi, leher dan menjilati belakang telinganya. Sesaat, nur memejamkan matanya saat aku elus payudaranya sambil aku jilat belakang telinganya. “eemmmppphhh mmmppphhh mmmpphhh!” erang nur sambil meronta-ronta menolak perlakuanku. Aku mulai remas-remas payudaranya sambil terus jilatin belakang telinganya dan elus-elus vaginanya. “mmmppphh mmmpphhh mmmppphhh..” erang nur sambil meronta, “sssttt tenang donk sayang..” aku lanjutkan remas-remas payudara nur sambil  elus-elus vaginanya. Aku buka ikatan dikakinya lalu aku ikat frogtied kaki nur agar mengangkang. Lalu aku mulai jilat-jilat vaginanya, “mmmmpppphhhh mmmmppphhhh mmmmpppphhh..” erang nur sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Aku jilat-jilat terus vaginanya  sambil aku elus-elus vaginanya, aku isep-isep terus vaginanya sambil aku remas-remas payudaranya, “mmmpphhhh mmmppphhhh mmmpphhhh..” desah nur, “sekarang kamu nikmatin ya..hehehehe…” lalu aku buka celanaku dan mulai elus-elus penisku divaginanya. “eemmppphhh mmmpphhh mmmpphhh..” erang nur sambil geleng-geleng tak mau diperkosa. Lalu aku telusupkan penisku pelan-pelan ke vaginanya. “mmmmmmmmppppphhhhhhhhhhhh…” nur pun mejerit kesakitan dan saat itu juga darah segar mengalir dari vaginanya, “waahh ternyata nur masih perawan..” pikirku dalam hati, “mmmmpppphhhhh..” jerit nur sambil menahan sakitnya, lalu aku mulai genjot-genjot penisku divaginanya pelan-pelan. “mmmppphhh mmmpphhh mmpphhhh..” erang nur menahan sakitnya, “tahan ya sayang” aku lanjutkan genjotanku divaginanya semakin lama semakin cepat, “mmmppphhh mmmpppphhhh mmmpppphhhh..” erangan nur berubah menjadi desahan dan vaginanya pun terasa mencengkram penisku yang terus menggenjot vaginanya. “ooouuhhh aaahhhh sebentar lagi sayang..” aku terus genjot penisku divaginanya makin cepat. “mmmppphhh mmppphh mmppphhhh..”  desah nur sambil memejamkan  matanya. Aku genjot makin cepat penisku dan vagina nur pun makin sempit mencengkram penisku yang sudah berdenyut. “mmmmppphhhh mmmppphhhh mmmmpppppphhhhhhhh…” nur pun mendapatkan orgasmenya berbarengan denganku yang memuncratkan spermaku didalam vaginanya. “aaahhhh bagus nur..kamu hebat..hehehe..” lalu aku cium keningnya. Nur pun hanya bisa menangis melihat keadaannya dan ditambah lagi dia akan hamil karena perbuatanku. ”kamu kenapa nangis?” tanyaku sambil melepas saputangan yang menutup mulutnya, “kamu jahat..kenapa kamu lakuin ini semua sama nur?” jawabnya sambil menangis, “aku kan udah pernah bilang kalo aku gak mau kehilangan kamu..” jawabku sambil elus rambutnya dan cium keningnya. “tapi bukan seperti ini caranya kang, ini akan jadi aib untuk aku dan keluarga aku..” jawabnya, “sayang, kamu tenang aja..aku pasti tanggung jawab kok, dan secepatnya aku akan lamar kamu dan nikahi kamu..aku sayang sama kamu..” jawabku sambil mencium bibirnya dan nur pun hanya diam saja. Aku lepas ikatan di tubuhnya lalu aku bersihkan sisa spermaku dan darah yang berceceran dipaha nur. “aadduuhhh V ku sakit kang..” erang nur saat mencoba berjalan, “udah gak apa-apa kok nanti juga ilang..kita mandi dulu ya..” sahutku sambil menuntunnya kekamar mandi, “akang mau ngapain ikut kesini?” tanyanya,”karena kamu masih lemas jadi kamu aku mandiin aja..hehehe..” jawabku, “jangan kang aku aja sendiri..”jawab nur, “udah kamu tenang aja..” lalu aku langsung isi bathtube dengan air hangat agar tubuh nur kembali segar. “ayo masuk ke sini..” perintahku, lalu nur pun menuruti perintahku. Aku mulai banjur tubuhnya dengan air hangat sambil aku gosok-gosok tubuhnya. “eegghhhh hhhmmmmm…” erang nur, lalu aku gosok-gosok payudara nur, “aahhh jangan kang biar aku aja sendiri..” sahutnya, “udah kamu tenang aja..” jawabku sambil mengambil tali handuk dan aku ikat pergelangan tangan nur melewati kepalanya dan aku ikat lagi di keran air, “eeeehhhhh jangaann kaaannggg..nnnggggghhhhh..” erang nur, tidak aku hiraukan erangannya dan tetap aku elus-elus payudaranya sambil aku sabuni biar bersih dan licin, “aaaahhhh aamppuunnn kaaannggg jaangaann laagiiii..” erang nur saat aku mulai menyabuni dan membersihkan vaginanya dari sisa sperma dan darah keperawanannya. “aaahhhh jangaaann kaaanngg aaahhhhh…” nur pun menggelinjang dan  mulai terangsang lagi dengan elusan-elusan tanganku di tubuhnya. “aaahhh oouuuhhh kaaannggg jaangaaannn..” aku elus-elus payudara dan vaginanya untuk membersihkan peluhnya. “aaahhh kaanngg..aaahhh aaahhhh aaaaahhhh..” nur pun mendapatkan orgasmenya yang kedua kali. “laahh kok keluar lagi? Hehehe..” candaku, “gak tahan aku kaanngg..udah donk jangan lagii..” jawabnya, “hhehehe..iya iya gak lagi-lagi deh..” lalu aku ganti airnya dan aku bersihkan lagi tubuh nur.
Setelah kejadian itu, 2 minggu kemudian aku pun datang kerumah nur untuk bertemu kedua orang tua nur untuk membicarakan kelanjutan hubungan aku dan nur ke hubungan yang lebih serius. Dan orang tua nur pun menyerahkan semuanya kepada nur sebagai pemberi keputusan. Setelah semuanya sepakat bulan depan pun akhirnya aku menikahi nur agar hasil perbuatan yang kami lakukan tidak diketahui oleh keluarga dan orang lain.

TAMAT 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar