Senin, 24 Februari 2014

Bondage Photosession

Namaku dani aditiya (23), aku seorang fotographer yang bisa disebut professional karena hasil karyaku yang terbilang bagus dikalangan tertentu. Saat ini aku sedang bekerja sama dengan sebuah majalah dewasa untuk pemotretan modelnya, yang nantinya akan aku kirim  fotonya untuk bahan dimajalah tersebut. “kkrriinnngg krriiinnnggg..” hapeku berdering, “halo..” jawabku, “halo mas ini aku tya (tiara, 20) aku masih dikampus nih mas masih ada kuliah..” sahutnya dari hape, “lho kamu gimana sih? Kan sekarang ada jadwal pemotretan” jawabku, “iya mas maaf ya, mendadak banget soalnya kuliahnya..” jawabnya, “yaudah gak apa-apa..pulang kuliah langsung ke studio ya..” kataku, “iya mas..oiya, tema kali ini apa mas?” Tanya tya, “nanti aja kalo kamu udah disini aku kasih tau temanya” jawabku, “oohh yaudah deh..” sahutnya. Lalu aku pun bersantai sejenak sambil menunggunya datang. Sekitar  1 jam kemudian, tya pun datang. “maaf mas aku telat..” sahutnya, “yaudah gak apa-apa..kamu udah siap?” tanyaku, “siap donk mas..” jawabnya, “yaudah kamu ganti baju dulu gih sana..” suruhku, “oke mas.” Jawabnya, dan tya pun bergegas kebelakang untuk ganti baju sementara aku menyiapkan kamera dan lampu untuk pencahayaan di studio.  “udah mas..” sahut tya, aku pun menoleh kearahnya dan waahhh dengan memakai blous putih dengan 3 kancing dibuka, membuat belahanh payudaranya terlihat jelas. Ditambah dengan rok mini 20cm diatas lutut yang dipadukan dengan stoking berwarna hitam yang membalut kakinya yang jenjang, serta memakai high heels model tali warna putih dengan tinggi heels 12cm, membuat tya menjadi semakin sexy. “mass..kenapa? kok bengong?” tanyanya heran, “eh nggak kok..cantik, sexy..” jawabku, “ah mas dani bisa aja nih..” jawabnya dengan sedikit malu, “yaudah yuk kita mulai..” kataku. Selama pemotretan, perasaanku tidak tenang karena melihat pose tiara yang memamerkan pose sexynya. Pikiranku semakin tidak menentu karena melihat rok tiara yang 20cm diatas lutut, membuat penisku mulai menegang dan mengencang dibalik celanaku. Tak tahan aku dibuatnya, “coba kamu pose kayak gini..” kesempatanku untuk menyentuhnya dengan cara pura-pura memberikan arahan posenya, “iihhh mas dani genit pake elus-elus pipiku segala..” gerutunya, “hehehe..biar sempurna posenya..” jawabku, “halaahh alas an..” jawabnya, lalu pun kembali memotretnya. “Kita break dulu ya” sahutku, lalu tya pun duduk di sofa, “bentar ya aku ambil minum dulu..” sahutku, “makasih yam as..” jawabnya. Lalu aku ambil orange jus untukku dan tiara, aku campur orange jus tiara dengan obat tidur dengan dosis tinggi agar ia cepat pingsan dan aku bisa bebas garap tubuhnya. “hei ini minum dulu..” kataku sambil memberinya segelas minuman, “makasih mas..” lalu tiara pun meminum minumannya, “minum lagi tya..habisin..” sahutku, lalu tya pun meminum orange jusnya sampai habis. “aahhh..udah mas, ayo mas mulai lagi..” katanya, “oke deh..” kataku sambil mengambil kameraku, “aadduuhhh kepalaku..” sahut tiara, “kamu kenapa? Sakit?” tanyaku, “gak tau nih mas, tiba-tiba kepalaku pusing..” jawabnya, “yaudah yuk kamu istirahat aja dulu” kataku sambil memapah tubuh tya ke kamar disebelah studio. Aku baringkan tubuh tiara diranjang, lalu aku buka heels model talinya, saat aku menoleh ke wajahnya ternyata tiara sudah tertidur. “sudah saatnya..hehehe..” kataku sambil mengambil beberapa gulungan tali dilaci. Lalu aku telungkupkan tubuh tiara lalu aku ikat pergalangan tangannya menyiku kebelakang, lalu aku ikat bagian atas dan bawah payudaranya dan aku ikatkan lagi ke lengannya.  Payudara tiara semakin mencuat saat aku ikat bagian payudaranya, lalu aku buka semua kancing bajunya lalu aku keluarkan payudara tiara dari cup bra-nya sambil aku elus-elus dan terlihatlah payudara tiara yang besar. Lalu aku ikat paha, lutut, betis dan pergelangan kakinya . Aku ambil kameraku, dan aku potret tubuh tiara yang sudah terikat tak berdaya  diatas ranjang. Lalu ku elus-elus tubuh tiara, aku elus-elus payudaranya yang menyembul itu dan aku pilin-pilin putingnya, “eeemmmhhhh..” erang tiara saat aku elus-elus payudaranya. Aku elus-elus payudaranya sambil aku isep-isep lehernya. “eeemmmhhhh hhhhmmmmm..” erang tiara sambil meronta karena aku isep-isep lehernya, tiara pun mulai tersadar dan aku hentikan dulu perlakuanku. “eh kamu udah sadar?” sahutku, “eeegghh maass..adduhh kepalaku sakiiitt..” erangnya, “yaudah kamu istirahat aja ya” kataku sambil mengelus payudaranya, “eeeemmhhhh..” tiara pun melihat tanganku berada di payudaranya dan sontak tiara pun berteriak, “aaaaaaarrrggggghhhhhhhh hhmmmmpphhhh..!!!” jerit tiara yang aku sambut dengan membekap mulutnya, “sssstttt jangan teriak donk sayank..hehehehe..” kataku sambil membekap mulutnya dan aku elus-elus payudaranya, “mmmmpphhh mmppphhh mmmpphhh!!” protes tiara, “aku akan lepasin bekapanku tapi kamu janji gak akan teriak?” tanyaku dan tya pun mengangguk. “eeuummhhh..kenapa mas lakuin ini ke aku? Jahat!” bentaknya sambil menangis, “udah lah jangan nangis, kamu pasti bakalan suka kok..hehehe..” kataku sambil meremas payudaranya yang mencuat itu, “jangaann maasss..jangaaann..” mohon tya sambil menangis, lalu aku pun mulai mencium bibrnya sambil aku remas-remas payudaranya, “jaammhhngaann maaassshhhhmmm..” tya pun menolaknya dengan menggelengkan kepalanya tetapi aku terus melumat bibirnya. “uummmhh uummhhhh..” aku lumat terus bibir tya sambil terus rangsang bagian payudaranya. Aku pindah isep-isep leher tya sambil remas-remas payudaranya. “aaahhh jangaann maasss..mmmhhhhhh..” erag tya berubah jadi desahan, aku terus remas-remas payudaranya sambil isep-isep lehernya. Lalu aku lepas ikatan dipaha, lutut, dan betisnya. Lalu aku mulai elus-elus vaginanya, “aaahhh jangaann maasss..” erang tya sambil menggelengkan kepalanya.  “udah kamu nikmatin aja ya..” lalu aku elus-elus vaginanya dengan penisku, dan aku masukan penisku pelan-pelan ke vaginanya. “eeeggghhhhh aaaahhhh jangaann masss..” erang tya, lalu aku mulai maju mundurkan penisku didalam vaginanya. “eeegghhh aaahhh aammppuunn maasss..” erangnya, lalu aku percepat gerakanku dan tya pun memejamkan matanya sambil menggelengkan kepalanya ke kiri dan kekanan, “aahhhh uudaahhh maaassshhh aaahhh..” protes tya berubah menjadi desahan. “aahhh aaahhhh maaasshhh..” desah tiara, “hhhmmm..kamu nikmatin ya..” kataku, “eeemmmhhh mmmhhhh aaaaahhhhh..” desah tya sambil menggigit bibrnya. Aku genjot penisku divagina tya, “aaahhh maaassshh aku dah gak kuuaatttt..” desahnya, “tahan tya bentar lagii..” sahutku sambil terus menggenjot penisku semakin cepat. “mmaasss aku udah gakk kuuaattt..aaahhhh aaaaahhhh aaaaahhhhhh” tubuh tya pun menegang dan penisku terasa hangat karena cairan tiara yang keluar berbarengan dengan spermaku didalam vaginanya. tya pun melemas dan tebaring  tak berdaya diatas ranjang. Aku cabut penisku dari vaginanya dan spermaku pun meluber ke bibir vagina tya. “tadi mas keluarin dimana?” Tanya tya, “aku keluarin didalam tadi..hehehe..” jawabku, “apaa!! Iihhh mas kok tega sih? Kenapa dikeluarin didalam..aku gak mau hamil mas..” protes tya keras karena takut hamil. “udah kamu tenang aja gak usah panic gitu..” jawabku sambil membaluri sapu tangan dengan chloroform, “gimana aku gak tenang, aku bisa hammmppphhhh mmpppphhhh..” belum selesai tya bicara, langsung aku bekap mulut dan hidungnya dengan saputangan yang sudah aku baluri dengan chloroform. “mmmmppppphhh mmmpppphhh mmmpphhh..” tya pun meronta mencoba melepaskan bekapanku dari mulut dan hidungnya. Namun sekuat apapun tya meronta, kekuatannya tidak sebanding dengan tenagaku yang lebih besar. “mmmppphhhh mmppphhhh mmmppphhhh..” tya pun mulai melemas dan tak lama kemudian tya pun tidak sadarkan diri. Saat tya pingsan, aku bersihkan vaginanya dari spermaku, lalu aku rapikan lagi pakaian yang dipakainya.
Setelah pakaiannya rapi, aku sumpal mulut tya dengan saputangan yang lain, lalu aku lakban mulut tya dengan lakban perak 6x. lalu aku ikat lagi paha, lutut, betis, pergelangan kaki, dan jempol kaki tiara. Lalu aku ikat lagi tali dipergelangan kaki tiara dan aku tekuk kaki tiara dan aku hubungkan tali tadi ke siku tiara sampai menempel tumit tiara dengan sikunya. Setelah aku ikat hogtied, aku kembali potret tiara dengan keadaan terikat ketat.  Satu jam kemudian, “eeeemmmpphhhh..” erang tiara, aku terus potret pose tiara. Aku ambil handycamku dan aku letakan seting agar menyoroti tubuhnya dengan sempurna. “eeeemmmmpphhhh..mmmppphhhhhh..” erang tiara mulai tersadar. “eh kamu udah sadar..gimana keadaan kamu? Hehehe..” ledekku, “eemmpphhhh mmmmppphhhhh..” erang tiara sambil menggerakkan badannya, “bagus..ayo terus buat gerakan..” kataku sambil aku potret tya yang meronta-ronta, “eeemmmpphhhh mmmppphhh..” erang tya sambil terus meronta-ronta dan aku pun terus memotretnya. “mmmmpppphhhhh mmmpppphhhh!!” tya pun meronta dan memelototiku. “iihhh serem matanya..aku tutup aja ya..hehehe..” kataku sambil menutup matanya dengan scarf, “mmmmpppphhhh mmmpppphhh mmmppphhhh..” erang tya sambil meronta semakin hebat mencoba melepaskan ikatan dan penututp matanya, “mmmmppphhh mmppphhhh mmmppphhh..” erang tya sambil terus meronta-ronta semakin hebat. Melihat itu aku pun terus memotretnya, rontaan tiara terus aku abadikan dengan kameraku. Pose-pose tiara terus abadikan dengan kameraku. “eemmmppphhh mmmppphhh..” tiara pun mulai capek meronta tiada hasil. “udah kamu istirahat dulu aja ya..” kataku, “mmmpphhhh mmmppphhh..” erang tya sambil menunjukan mulutnya yang dilakban. “iya aku ngerti kok..hehehe..” sahutku, tapi tanpa diketahuinya aku bekap lagi hidung dan mulut tya dengan sapu tangan yang sudah aku lumuri chloroform, “mmmmppppphhhhh mmmmmppppphhhhhh..” erang tya karena terkejut aku bius lagi, “mmmmmpppphhhhh mmmpppphhhhh..” erangnya, “ayo hisap terus tya..rileks aja..” kataku sambil mengelus-elus rambutnya. “mmmmpppppphhhhhh mmmmppphhhhh..” erang tiara mulai melemas dan akhirnya tiara pun pingsan. Selama pingsan, aku lepas ikatan hogtiednya dan aku biarkan ia tertidur lelap. Aku miringkan tubuhnya agar tangannya yang terikat tidak tertindih lalu aku tinggal sejenak agar tya bisa beristirahat. Aku potret lagi tubuh tiara yang sedang tertidur.
Tak terasa, hari sudah semakin larut malam jadi kuputuskan untuk mengakhiri sesi photo kali ini. Aku biarkan tiara tidur dengan posisi terikat dan akan aku lepas esok hari. Lalu aku pun tidur satu ranjang dengannya sambil aku peluk ia dari belakang. Keesokan harinya, aku bangun jam 6 pagi dan aku lihat tya masih tertidur lelap. Lalu aku pun bangun dan cuci muka, selesai itu aku pergi keluar untuk mencari makanan. Saat aku kembali, aku dengar suara erangan tiara, “mmmmppphhhhh mmmmpppphhhh..” lalu aku dekati dan aku buka penutup matanya.  “pagi tya..gimana tidurnya? Nyenyak? Hehehe..” ledekku, “mmmmppppphhhhhh..” jawab tya sambil menunjukan lakban dimulutnya, lalu aku buka lakban dimulutnya. “eeemmmmhhhh..ffuuuaahhh..mas lepasin donk, pegel nih..” sahutnya, “iya aku bukain” jawabku lalu aku buka semua ikatan di tubuhnya. “mmmhhhh leegaaa..” sahut tya, “hehehehe..sini aku pijitin dulu biar peredaran darahnya lancar..” aku pun pijitin tiara agar merasa relaks. Selesai itu, aku ajak tiara sarapan, “habis ini pemotretan lagi ya..” sahutku, “tapi jangan diiket-iket lagi yam as..masih capek aku..” jawabnya, “ iya kamu tenang aja..udah kamu habisin dulu sarapannya” timpalku, lalu kami pun sarapan dan setelah itu, sesi pemotretan lagi.

BERSAMBUNG

Tidak ada komentar:

Posting Komentar