Selasa, 04 Februari 2014

dina, sang manager

Namaku dani aditiya (25) dan aku bekerja di salah satu perusahaan di Jakarta. Hari-hari ku di kantor aku lewati dengan biasa saja, tapi ada seorang yang selalu mengalihkan pandanganku dari kesibukanku dikantor, Dina (25), di usia’a yang masih muda, dina sudah memiliki jabatan sebagai manager di perusahaan tempatku bekerja. Kulihat dina memang berbakat dan cerdas, tidak heran ia bisa sangat cepat menjadi seorang managerr. Kulit’a yang putih mulus, tubuh’a yang proporsional yang selalu dibalut dengan rok span 15cm diatas lutut, dengan kemeja ketat yang di tutupi dengan blazer dan kaki’a yang selalu mengenakan high heels 10cm, membuat’a semakin sexy dimataku.
Suatu hari aku di panggil dina ke ruangan’a, “permisi..” kataku sambil mengetuk pintu ruangan’a, “masuk dan..duduk..” lalu aku pun masuk dan duduk di kursi yang berada didepan’a. “ada apa dina?” tanyaku, “panggil aku ibu dina dan..” sahut dina tegas, “serius amat sih na?” tanyaku, lalu dina pun membanting berkas laporan pekerjaanku di meja’a. “apa-apaan ini? Ini hasil pekerjaan kamu? Yang bener donk kalo kerja..” tegas dina, “apa yang salah sama laporan kerja aku, yang lain juga gak ada masalah sama kerjaan aku..” jawabku, “yang lain siapa? Aku manager kamu, dan aku gak suka cara kamu kerja..” jawab dina, “emang kamu tau kayak gimana cara aku kerja? Kondisi di lapangan beda jauh dari yang kamu bayangin..” jawabku, “ya kamu professional donk..jangan setengah-setengah kalo kerja..niat kerja gak sih!” jawab dina dengan nada membentak, “kalo emang kamu ngerti keadaan lapangan gimana, kamu pasti bakal paham apa yang aku kerjain..” sahutku, “jadi kamu mau ngelawan?” Tanya dina, “bukan’a ngelawan bu, tapi..”, belum selesai aku bicara, dina langsung bicara, ”kamu saya pecat..” dina memecatku, “apa?..” tanyaku, “masih kurang jelas? Kamu aku pecat..jelas? sekarang kemasi semua barang-barang kamu..” tegas dina sambil melempar berkas ke badanku. Aku pun marah dengan sikap’a yang seperti itu, dengan tatapan penuh dendam aku pun keluar dari ruangan’a.
Perasaanku pun sangat tidak tenang saat kehilangan pekerjaanku, dan aku pun berniat untuk membalas’a. sudah 3 hari ini aku mengintai dina dari kejauhan, dan 3 hari ini pula dina selalu pulang jam 8 malam. Saat dina keluar dari kantor dengan mengendarai mobil’a  dan melewati jalan yang selalu dilalui’a, aku pun sudah mempunyai rencana. Saat dina melewati jalanan sepi, aku pun berpura-pura menyebrang jalan dan dina pun hampir menabrakku tetapi aku berhasil melompat dan mendarat di atas kap mobil’a tanpa luka dan terjatuh keaspal dan berpura-pura kesakitan. Dina pun keluar dari mobil’a, “aduhh kamu gak apa-apa kan?” Tanya dina panic “hai dina..” sahutku mengejutkan’a, “dani..kamu ngapain?” Tanya dina bingung karena melihatku bugar tanpa ada yang luka, lalu aku keluarkan pisau dari saku belakangku dan menodongkan’a ke arah leher’a. “dani..apa-apaan kamu? Jangan macam-macam dan..” sahut dina ketakutan, “diam..sekarang ikutin aja perintah aku..” kataku sambil menelikung tangan dina kebelakang dan mengalungkan pisau di leher’a. “aaawwwhh sakit dan..” erang dina, “diam! Sekarang masuk ke dalam mobilmu..” dina pun menurut dan masuk kedalam mobil. Lalu aku ikat pergelangan tangan dina kebelakang dengan tali yang sudah aku siapkan sebelum’a. lalu aku ikat juga lengan’a. “aaawwhh..jangan dan..kamu mau apa dan? Please jangan apa-apain aku..” sahut dina dengan suara bergetar, “diam..” lalu aku cleave gag mulut dina agar tidak banyak bicara. “aammmffftt mmmffffhhh..” erang dina sambil meronta lalu aku ikat pergelangan kaki’a dan tidak lupa menutup mata’a. setelah selesai mengikat dina, aku pun mengendarai mobil’a menuju rumahku. Dalam perjalanan dina pun hanya bisa meronta di kursi belakang mobilku.
Sesampai’a dirumahku, aku langsung parkir mobil dina di garasiku dan aku tutup pintu garasi’a dan aku bopong tubuh dina ke dalam kamarku. “mmmfffhhh mmmfffhhhh..” erang dina minta dilepaskan. Lalu aku lepaskan cleave gag dan penutup mata dina, “eeegghhh..apa yang kamu lakuin sama aku dan? Please jangan apa-apain aku..” kata dina sambil menangis. “apa yang udah aku lakuin? Aku mau balas dendam karena kamu udah pecat aku..” jawabku sambil menakuti’a, “jangaann daaann..aku minta maaf daan..kamu boleh masuk kerja besok asal kamu lepasin aku sekarang..” pinta dina, “tenang ibu dina yang terhormat..aku pasti akan lepasin ibu..hahaha..” kataku sambil menyiapkan kamera di setiap sudut ruanganku, “tapi sekarang kita bersenang-senang dulu..hehehe..” kataku sambil membekapkan sapu tangan yang sudah aku baluri dengan obat bius ke hidung dan mulut’a. “mmmpphhhh mmmpphhh mmmppphhh..” dina pun meronta saat aku bekapkan sapu tangan bius itu ke hidung dan mulut’a. “ayo hirup terus bu..kita lewati mala mini bersama..” kataku sambil mengelus rambut’a. “mmmpppphhh mmmpphhhh mmmppphhhh..” dina pun sudah merasa lemas dan pada saat itu juga aku lepaskan sapu tangan’a dari mulut dan hidung’a. lalu saat dina tidak bisa berbuat apa-apa, langsung aku buka semua ikatan di tubuh’a dan langsung  melucuti semua pakaian’a sampai dina benar-benar telanjang. Lalu aku ikat pergelangan tangan dan lengan dina kebelakang, dan aku ikat juga bagian atas dan bawah payudara dina sehingga payudara’a yang besar itu mencuat. dan aku ikat betis dan paha dina menyatu (frogtied), terakhir aku ballgag mulut dina agar ia tidak banyak bicara lagi. “ooommmnnhhhh aaaaammmpphhhh mmmppphhh..” erang dina lemas, lalu perlahan aku elus-elus vagina dina. “uuummppphhh mmppphhh mmmpphhh..” karena masih lemas dina pun hanya sedikit meronta, lalu aku ambil jepit jemuran dan aku jepit putting payudara dina, “ooouummmpppphhhh aaaawwmmmmpphhh mmmppphhh..” karena rasa sakit di putting’a, dina pun kembali sadar sepenuh’a dan merasakan sakit’a jepitan itu menjepit putting dina. “kenapa ibu dina ku tersayang? Enak ya? Hehehe..” ledekku sambil menggoyangkan dan menarik-narik jepitan di putting’a. “aaannnggggmmmhhh hhhnnngggghhhh..” dina pun mulai meneteskan air mata’a, lalu aku elus-elus payudara’a yang di jepit itu lalu aku remas-remas payudara’a dan aku jilat dan isep-isep leher dina yang mulus itu. “eemmmmpphhh ooouuummmppphhh..” erang dina sambil meronta menolak perbuatanku. Lalu aku pusatkan seranganku di daerah payudara dan vagina’a. payudara dina aku elus-elus dan aku remas-remas sedangkan daerah vagina dina aku jilat-jilat dan aku isep-isep. “ooouuuggghhh uuummmpphhh aaammpphhh..” dina pun meronta menggeliat menolak seranganku di payudara dan vagina’a. aku terus jilat vagina dina dan paha’a pun menghimpit kepalaku yang sedang menjlati vagina’a, lalu aku regangkan lagi paha dina agar aku bisa bebas menjilati vagina dina. Saat vagina sudah terasa licin dan basah, aku buka boxerku lalu aku elus-elus vagina dina dengan penisku. Lalu perlahan aku masukkan penisku kedalam vagina dina yang sudah licin, “ssllleeeppp..” dengan mudah’a penisku melesak kedalam vagina dina. “ooouuummmmppphhh..” dina pun mengerang kesakitan, dan perlahan aku mulai genjot penisku didalam vagina dina, “mmmpphhh mmmpphh mmmpphhh..” erang dina seirama dengan genjotanku, aku terus genjot vagina dina dengan penisku sambil aku elus-elus payudara’a. dina pun meronta dengan hebat’a mencoba menghentikan perubuataku. “mmmpphhh mmmpphhh mmmpphhh..” dina pun terus meronta dan mengerang. Ku terus genjot penisku di vagina dina dan terasa vagina dina pun mencengkram penisku dengan sangat kuat. Dina pun mulai merasa terangsang dengan genjotanku, vagina’a semakin basah dan licin ku rasakan. Aku genjot makin cepat penisku “mmmpphh mmpphh mmpphh..” dina pun terus mngerang dibalik ballgagged’a. ku percepat genjotanku di vagina’a dan tubuh dina pun menegang dan tak lama kemudian “mmpphhh mmmpphhh mmmppphhh..” penisku pun terasa hangat dengan cairan sperma dina. Lalu aku cabut penisku dari vagina’a dan aku keluarkan spermaku di atas perut’a. “tenang dina..aku gak akan tega menghamilimu..hehehe..” kataku dan dina pun lemas dan hanya bisa terlentang dengan tubuh yang penuh dengan peluh. Lalu aku lepas ballgag yang menyumbat mulut’a, “udah dan..jangan perkosa aku lagi..please..” sahut dina sambil menitihkan air mata’a, “ssstt tenang sayang..” aku elus rambut’a lalu aku ambil sebuah dildo berbentuk penis, “apa itu dan? Please hentikan semua ini dan..amppuuunnn daann..” mohon dina sambil menangis, lalu aku telusupkan dildo itu ke vagina dina yang licin karena orgasme, “ooouuuhhh aaaaahhhh..” erang dina saat ku telusupkan dildo’a sambil aku putar-putar didalam vagina’a, “ooouuuhhh aaaahhhh aammppuunnn daaaannn aaaahhhh..” erang dina karena tidak tahan dengan dildo itu. “ibu dina yang aku sayang..aku mau ibu tarik lagi surat pemecatan aku..” sahutku sambil terus memutar dildo di vagina dina, “aaahhhh eeemmmhhh nngggaaaakkk..aku akan tetap pecaat kamuu aaaaahhhhh..” jawab dina dengan suara bergetar, “jadi ibu mau kalau video kita lagi main tadi menyebar didunia maya?” ancamku, “jaaangaaaannn daaaannn..aakuuu mooohhooonnn aaahhhhh aaaahhhh..” vagina dina pun mulai menegang lagi, “jadi..ibu mau menerima aku kerja lagi?” tanyaku sambil terus menggenjot dildo di vagina dina. “aaaahhh aaahhhh aaaaaaahhhhhh..” dina pun mendapatkan orgasme’a yang kedua, dina pun melemas dengan orgasme’a yang kedua dan sementara aku hentikan genjotanku. “gimana rasa’a? hehehe..” ledekku “please dan hentikan semua ini..” sahut dina “jadi..apa aku bisa kerja lagi di perusahaan itu?” tanyaku sambil memulai mnggenjot dildo di vagina dina. “eeeggghhh aaahhhh iiyyaaaa..iiyyaaa kamu biissaaaa keerrjaaa lagiii aaahhhh..pleeeaasseee daaannn hentiikkaaaaann aaaaahhh..” erang dina sambil meng-iyakan permintaanku. Lalu aku hentikan perbuatanku, “makasih ya dina..” lalu aku pun mencium bibir dina, dan ternyata dina pun membalas ciumanku. “mmmuuuaaacchh mmuuaacchh udah daann..” dina pun membuang muka menolak aku cium lagi. “lepasin aku dan..aku mohon..aku mau pulang..” kata dina sambil meronta minta dilepaskan. “iya nanti aku lepasin dan antar kamu pulang, tapi sekarang kamu nginep aja ya disini..” kata ku sambil memasangkan lagi ballgagged di mulut dina, “jangan dan jaammmpphhh nnnggpphhh mmmppphhhh..” dina pun meronta, lalu aku ikat pergelangan kaki’a dan aku ikat lagi menyatu dengan pergelangan tangan’a (hogtied). “mmmpphhh mmmpphhh mmmpphhh..” dina pun hanya bisa meronta menggeliat diatas ranjang. Lalu aku peluk tubuh dina di ranjang dan perlahan dina pun mulai tertidur.Pagi hari’a, aku bangun duluan dan ku lihat dina masih tertidur lelap. Aku bangunin dina dengan cara aku isep-isep putting susu’a, “sllluuurrrpphh sssllluuurrppphh ssllluuurrpphh..” dan dina pun mulai terbangun, “mmmpphhh mmmpphhh mmmppphhh..” erang dina. Lalu aku lepas ballgag’a, “pagi dina..gimana tidur’a semalam? Hehehe..” sapaku, “eeemmmhhh eeeggghhh lepasin aku daaann..saakkiiiittt..” erang dina, lalu aku lepas semua  tali yang mengikat dina. Setelah ikatan di tubuh dina dilepas, dina pun mengusap bilur-bilur bekas ikatan’a di tangan’a. lalu aku pun naik ke ranjang dan duduk di belakang’a, “kamu mau apa dan?” Tanya dina dengan agak takut, “udah gak apa-apa dina..tenang aja, aku Cuma mau pijitin kamu..” lalu aku pun memijit tubuh dina yang habis aku ikat itu. 15 menit sudah aku memijit tubuh’a, dan aku pun pergi menyiapkan air hangat untuk dina mandi. “mandi dulu dina..aku udah siapin air hangat bwt kamu mandi..” lalu dina pun mandi, dan setelah mandi dina pun berpakaian dan sarapan denganku. Dan mulai hari ini, aku pun bekerja lagi di kantor yang dipimpin dina. Dan dina pun tidak berani macam-macam lagi denganku.

TAMAT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar